Denpasar (Metrobali.com)-

Hingga saat ini Bali belum memiliki cetak biru (blue print) terkait jenjang pendidikan dasar maupun menengah. Sehingga persoalan klasik dalam dunia pendidikan di Bali tak pernah tuntas dan selalu terulang setiap tahun.  Di antaranya pungutan liar (pungli), siswa miskin terlantar, dan putus sekolah (drop out), kualifikasi guru, sekolah rusak, serta lainnya.

Menyikapi realitas itulah, Dewan Pendidikan Kota Denpasar, Putu Rumawan Salain, mendesak agar pemerintah Bali melalui Disdikpora Bali bersama Disdikpora Kabupaten/Kota serta pihak terkait lainnya supaya mengonstruksi cetak biru terkait dunia pendidikan di Bali secara holistik dan komprehensif.

Dalam rangka menyukseskan program wajib belajar 12 tahun secara konkret. Sebagai upaya mencetak generasi emas bangsa yang cerdas, kreatif dan kompetitif. “Sehingga tidak dicap sekadar wacana publik semata atau program pemanis bibir bernuansa politis,” sentilnya.

Lebih jauh, Rumawan Salain menegaskan cetak biru dunia pendidikan di Bali ini penting sebagai bahan acuan ataupun panduan bagi para elite politik penguasa pemangku kebijakan secara sistemik dan berkelanjutan dalam mencapai visi dan misi pendidikan sebagai pencetak karakter bangsa yang berbudaya dan berkeadaban.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali, Ketut Kariyasa Adnyana, mengakui bahwa blue print dunia pendidikan di Bali sudah sangat mendesak dan perlu direalisasikan secara konkret. Guna mengatasi beragam persoalan klasik terkait dunia pendidikan di Bali secara menyeluruh dan berkelanjutan. Dalam rangka menyelamatkan generasi emas bangsa supaya mendapatkan pendidikan layak dan berkeadilan.

Menurutnya, jika pemerintah mengabaikan upaya strategis terkait pembuatan blue print dunia pendidikan di Bali, dapat dipastikan secara otomatis pemerintah akan dicap gagal mewujudkan komitmen untuk menciptakan pendidikan yang layak dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat Bali secara luas.

Ini artinya blue print pendidikan yang holistik dan komprehensif secara sistemik dan berkelanjutan sudah menjadi kebutuhan mendesak dan patut diprioritaskan. “Sebagai upaya strategis mencetak generasi emas bangsa yang berdaya saing global, cerdas, kreatif serta kompetitif,” tegasnya. IJA-MB