Denpasar (Metrobali.com)-

Kota Denpasar dilanda 40 kasus kebakaran dalam tujuh bulan terakhir, yakni selama periode Januari hingga 6 Juli 2013 yang penyebabnya didominasi oleh korsleting.

“Padatnya permukiman penduduk di perkotaan menjadi ancaman besar terhadap potensi adanya bencana, baik itu kebakaran, banjir, dan ancaman bencana lainnya,” kata Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar, Made Prapta, di Denpasar, Senin (15/7).

Ia yakin kebakaran tahun ini tidak separah tahun lalu yang mencapai 135 kasus.

Namun dia memberikan gambaran bahwa potensi meluasnya dampak korban kebakaran di kawasan perkotaan sangat besar karena padatnya permikiman dan sulit dijangkau oleh kendaraan pemadam kebakaran.

Namun saat ini Pemkot Denpasar sudah membentuk jaringan dari tingkat bawah yaitu kelurahan, desa, dan pemerintahan untuk ikut serta membantu menangggulangi bencana yang sering terjadi di daerah itu.

“Dengan terbentuknya jaringan tersebut akan bisa meminimalisir terjadinya bencana sehingga bisa menekan jumlah kejadian kebakaran yang mungkin muncul pada 2013,” ujarnya.

Secara umum kinerja BPBD Kota Denpasar kinerjanya dalam penanggulangan bencana sudah maksimal yang terbukti respons terhadap bencana kurang dari 15 menit petugas sudah tanggap dan sampai di lokasi karena BPBD Denpasar sudah menepatkan bandan sigap bencana di empat titik rawan becana.

Keempat titik tersebut yaitu Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Utara, Denpasar Timur, dan Denpasar Selatan. Dengan terbagi wilayah tersebut akan mempercepat penanggulangan bencana di lokasi tersebut.

Sementara itu, jika korban kebarakan dan bencana lainnya meluas dan kekurangan tenaga BPBD pusat Kota Denpasar akan membantu menangani bencana tersebut. AN-MB