Denpasar (Metrobali.com)-

Pakar epidemologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Prof Dr Nyoman Wirawan memprediksi Kota Denpasar akan mengalami ledakan penduduk dengan jumlah total mencapai 1,2 juta jiwa pada 2020.

“Dengan jumlah penduduk sepadat itu, akan menjadi bom waktu bagi Bali apalagi Denpasar merupakan ibu kota provinsi,” katanya di Denpasar, Kamis (25/7).

Menurut salah satu staf ahli pembangunan Bappeda Bali itu, permasalahan yang akan muncul dengan padatnya penduduk terutama berkaitan tata ruang, peningkatan alih fungsi lahan, hingga aksi kriminalitas.

Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, jumlah penduduk Kota Denpasar sebanyak 788.589 jiwa, yang terdiri atas 403.293 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan 385.296 jiwa.

Sedangkan total luas wilayah 127,988 kilometer persegi dengan kepadatan penduduk di Kota Denpasar pada 2010 rata-rata telah mencapai 6.171 jiwa per kilometer persegi. Bahkan salah satu kecamatan yakni Denpasar Barat dengan kepadatan penduduk 9.536 jiwa per kilometer persegi.

“Pertumbuhan penduduk yang sebelumnya kami prediksi disebabkan oleh tingginya migrasi, ternyata tidak. Angka kelahiran di Kota Denpasar sekarang sudah 2,2,” ujarnya.

Ia menganalisa penyebab naiknya angka kelahiran karena pemakaian alat kontrasepsi yang jeblok. “Provinsi Bali dulu selalu nomor satu dalam pemakaian alat kontrasepsi, namun tahun lalu harus rela pada posisi nomor 11,” katanya.

Wirawan mengakui memang belum melakukan studi lebih lanjut, namun ia menduga turunnya pemakaian alat kontrasepsi karena pelayanan kurang optimal dan permasalahan kelembagaan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

“Dari hasil survei, keinginan mempunyai anak penduduk Bali dan khususnya Denpasar tetap sama yakni dua anak, hanya saja kami perkirakan kurang optimalnya pelayanan itu yang menyebabkan masih banyak yang mempunyai anak lebih dari dua orang,” ujarnya.

Oleh karena angka kelahiran juga tinggi, Wirawan menyarankan pertumbuhan ekonomi perlu disebar ke luar kawasan Bali selatan supaya Denpasar tidak semakin padat oleh tambahan migrasi dan prediksi jumlah penduduk 1,2 juta jiwa benar-benar terjadi.

Sebelumnya Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan makin padatnya penduduk di Kota Denpasar sulit dicegah karena semua berkeinginan ke Bali di tengah pertumbuhan ekonomi yang baik.

“Tidak hanya orang Indonesia saja, termasuk orang asing. Semua yang datang ke daerah kita mudah mendapatkan pekerjaan. Dari 2008 sampai sekarang, pertambahan penduduk Bali mencapai sekitar 400 ribu orang,” ujarnya. AN-MB