Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer dalam rapat kerja bersama dengan Menteri BUMN beserta jajarannya pada Selasa 19 Maret 2024.

Jakarta (Metrobali.com)-

Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer dalam rapat kerja bersama dengan Menteri BUMN beserta jajarannya pada Selasa 19 Maret 2024 menyoroti keberadaan Indonesia Healthcare Corporation atau IHC yakni Holding Rumah Sakit BUMN yang membangun Bali International Hospital di KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Sanur, Kota Denpasar, Provinsi Bali.

Pada kesempatan ini Demer menyampaikan beberapa argumen penting yang perlu ditindaklanjuti. Pertama, mengenai Agent Of Development dalam ruang lingkup BUMN. Wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI ini mengapresiasi penuh kinerja Kementerian BUMN di zaman Menteri BUMN Erick Thohir yang mampu men-squish BUMN di Indonesia semaksimal mungkin.

“Secara teori yang saya ketahui dan kerap saya ungkapkan dalam ruang rapat, bahwa terdapat 4 hal utama yang melatarbelakangi terlaksananya kerja dari BUMN. Pertama, security reason atau alasan keamanan). Kedua, too big of private party, jika sebuah proyek terlalu besar untuk diambil alih oleh swasta maka wajib dikerjakan BUMN. Ketiga, membangun daerah-daerah yang tertinggal, serta keempat memperjuangkan misi pemerintah,” beber Demer.

Namun, ada satu hal lagi yang perlu ditambahkan dalam kinerja Agent Of Development di ruang lingkup BUMN yaitu bagaimana kita melakukan Stakeholder Based Approach. “Ini adalah pendekatan yang dilakukan sebagaimana kita melakukan pertumbuhan dengan pemerataan agar timbul pelaku baru,” tutur Demer.

Contoh realnya, kata Demer, seperti yang terjadi di Indonesia Healthcare Corporation (IHC) Bali International Hospital. Hilirisasi terhadap SDM di IHC tentu sangat penting. “Seharusnya kita mampu mendorong pemerataan di Bali dengan memberdayakan kemampuan SDM di Bali sebaik-baiknya, seperti tenaga medis (dokter), alat-alat medis, obat-obatan dan sebagainya,” beber Demer.

Demer menegaskan, perlu kesadaran bahwa Indonesia juga memiliki Sumber Daya Manusia maupun Sumber Daya Alam yang sama hebatnya dengan negara-negara maju lainnya. Kejadian serupa dapat kita temukan di daerah lain, seperti IKN misalnya.

Pemerataan akan timbul jika masyarakat di daerah juga diberikan kesempatan yang sama untuk berkembang dan mempergunakan kontribusi kemampuannya dengan sebaik atau semaksimal mungkin.

“Jangan sampai brand International yang ada menutup kemampuan kita Indonesia untuk bersaing pada skala dunia,” tegas politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleleng itu mengingatkan.

Lebih lanjut Demer mengatakan bahwa di Bali terdapat Indonesia Healthcare Corporation atau IHC yakni Holding Rumah Sakit BUMN yang membangun Bali International Hospital di KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Sanur, Kota Denpasar. Jadi selama masih ada orang-orang Balinya yang mampu, mereka harus dilibatkan sehingga tidak menjadi penonton di negeri sendiri.

Wakil rakyat berlatar belakang pengusaha sukses dan mantan Ketua Umum Kadin Bali itu mengaku tidak masalah jika mengambil tenaga dari luar negeri, namun harus memiliki kemampuan yang lebih atau berasal dari sebuah rumah sakit yang top di luar negeri. Sehingga ini bisa menjadi semacam bahan untuk memberikan mindset yang berubah terhadap pelayanan kesehatan di Bali.

“Tapi kalau enggak. Ya pakailah itu yang di Bali itu. Kalau kita ngomong di ahlinya mungkin ada, kalau memang benar-benar perlu ahli benar, ada profesor di UI itu Prof. Andri Lubis mungkin, atau kalau memang ada di Bali ya Dokter Wien (I Gusti Ngurah Wien Aryana, Sp.OT (K) Sport Medicine) itu juga termasuk yang cukup mumpuni untuk hal-hal demikian itu. Itu saya harapkan,” beber Demer.

Bali International Hospital direncanakan di April 2024 selesai untuk konstruksi atau pembangunan fisiknya, dilanjutkan proses commissioning serta simulasi layanan untuk keamanan dan kenyamanan pasien. Estimasi grand opening-nya pada Agustus 2024.

Value proposition dari Bali International Hospital, yaitu quality of clinical care, timeliness of care untuk dapat memberikan layanan dengan minimal waktu tunggu, convenience of care. Hal ini mana memberikan kemudahan bagi pasien terkait aksesibilitas serta Bali sebagai salah satu tempat wisata yang terkenal baik di Indonesia maupun secara internasional. (wid)