Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer mensosialisasikan pentingnya IKN untuk pemerataan pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalui acara Sosialisasi BUMN Karya Memberikan Kontribusi Terhadap Pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN di Gedung Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, pada Senin 20 Februari 2023.

Denpasar (Metrobali.com)-

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan upaya pemerintah untuk mengusung pembangunan ekonomi yang inklusif, dengan menyebarluaskan magnet pertumbuhan ekonomi baru sehingga tidak hanya bertumpu di Pulau Jawa semata.

Namun masih saja ada pihak-pihak yang belum paham pentingnya keberadaan IKN ini bahkan memandang sinis dan miring pembangunan IKN ini dan beranggapan pembangunan IKN ini hanya menghabiskan uang negara.

Karena itulah Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer mensosialisasikan pentingnya IKN untuk pemerataan pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalui acara Sosialisasi BUMN Karya Memberikan Kontribusi Terhadap Pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN di Gedung Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, pada Senin 20 Februari 2023.

Acara turut dihadiri oleh berbagai pihak, mulai dari kementrian BUMN, institusi holding ultra mikro seperti BRI, Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani. Turut hadir pula pengusaha muda yang juga tokoh milenial Bali dan Bakal Calon DPD RI Dapil Bali Agung Bagus Arsadana Linggih yang akrab disapa Arsa Linggih yang memberikan motivasi, membangkitan semangat kewirausahaan anak-anak muda dan berbagi tips bisnis kepada para pelakuj UMKM maupun anak-anak muda yang hadir.

Begini Pentingnya IKN

Di sisi lain, Demer juga mensosialisasikan pentingnya platform digital bagi para pelaku UMKM serta akses permodalan UMKM misalnya melalui ultra mikro. Karena itu Demer juga menghadirkan pihak holding ultra mikro seperti BRI, Pemodalan Nasional Madani atau PNM, Pegadaian untuk membantu mengatasi kendala akses permodalan. Sedangkan untuk mendorong UMKM Go Digital, Demer menggandeng platform digital marketing dan e-commerce seperti Shopee.

Demer yang juga anggota fraksi Golkar DPR RI ini mengatakan Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 17 ribu kepulauan yang terbentang dari sabang sampai Merauke. “Oleh karena itu diperlukan pertumbuhan yang merata dan berkualitas. Pertumbuhan yang berkualitas adalah pertumbuhan yang tinggi dengan pemerataan dan timbul pelaku baru,” ujar Demer yang juga seorang pengusaha dan mantan Ketua Umum Kadin Bali ini.

Demer berpendapat keberadaan IKN di Indonesia sangat penting, mengingat Jakarta sendiri sebagai ibukota negara sudah menjadi kota metropolitan yang sudah memajukan daerah Jawa dan daerah Indonesia Barat. Oleh karena itu, sudah saatnya untuk memajukan daerah timurnya Indonesia.

“Salah satu cara untuk mempercepat daripada pemerataan adalah memajukan dengan memindahkan ibukota negara, yang mana dengan pemindahan ibukota negara akan menarik banyak investasi dan berdampak positif terhadap penduduk lokal. Sehingga pada akhirnya terjadi pemerataan di Indonesia,” ungkap politisi Golkar asal Desa Tajun, Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali ini.

Demer mengaku sangat setuju dengan adanya IKN tersebut dan berharap IKN lebih cepat terwujud daripada perencanaannya itu sendiri. Pihaknya saat ini telah gencar mensosialisasikannya pada masyarakat, dan jangan sampai masyarakat apriori dengan adanya IKN ini atau seolah-olah proyek IKN tersebut banyak menghabiskan anggaran atau APBN.

Demer menegaskan jika proyek IKN tersebut tidak banyak menghabiskan anggaran karena pembangunan di sana hanya infrastruktur yang dibiayai oleh negara. Selebihnya swasta yang nantinya akan berkembang di sana.

IKN tidak hanya mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi naisonal tapi juga sekaligus simbol identitas bangsa, green economy, green energy, smart transportation, dan tata kelola pemerintahan yang efesien dan efektif sebagai milestone transformasi besar bangsa Indonesia.

“Jadi keberadaan IKN perlu gencar disosialisasikan pada masyarakat. Jangan sampai masyarakat apriori dengan adanya IKN ini atau seolah-olah proyek IKN banyak menghabiskan dana APBN,” tegas wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi memperjuangkan kepentingan rakyat Bali di DPR RI ini.

Apresiasi Peran Adhi Karya dan Waskita Karya di Pembagunan IKN

Di sisi lain Demer juga mengapresiasi penuh kontribusi perusahaan BUMN seperti PT Adhi Karya (Persero) Tbk atau ADHI dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk atau Waskita pada pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN.

ADHI turut punya peran besar dalam pembangunan IKN ini dimana ADHI mendapatkan tanggung jawab sebagai kontraktor yang turut berkontribusi dalam pembangunan IKN.

Sampai dengan saat ini, ADHI telah memperoleh 4 kontrak pembangunan infrastruktur IKN Nusantara, antara lain 22 Tower untuk Hunian Pekerja Konstruksi IKN, Pelindung Fender Jembatan Pulau Balang, Jalan Tol Seksi 3A Segmen Karangjoang-KTT Kariangau, dan terbaru, ialah Rumah Tapak Kedinasan di IKN Nusantara.

Pada proses pelaksanaannya, lingkup pekerjaan ADHI meliputi, perencanaan dan perancangan, pekerjaan konstruksi dan infrastruktur kawasan, seperti rumah tapak, penataan kawasan untuk fasilitas umum dan sosial, serta prasarana dan sarana kawasan. Perolehan kontrak dari pembangunan IKN diharapkan akan terus bertambah seiring proses pelelangan yang masih diikuti oleh ADHI.

Sementara itu Waskita berhasil meraih beberapa kontrak proyek baru di Ibu Kota Negara (IKN). Antara lain proyek Gedung Sekretariat Presiden dan Bangunan Pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara dengan total nilai kontrak mencapai Rp1,35 Triliun.

Gedung Sekretariat Presiden dan Bangunan Pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara rencananya akan dibangun di atas tanah seluas 50.678 m2 dan luas bangunan 33.312 m2 yang terbagi menjadi 3 bangunan yaitu Sekretariat Presiden, Mess Paspampres dan Bangunan Pendukung. Pembangunan ini membutuhkan waktu pembangunan selama 720 hari kalender dengan target penyelesaian pekerjaan pada akhir tahun 2024.

Waskita berhasil meraih proyek Gedung Sekretariat Presiden dan Bangunan Pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara ini dikarenakan pengalaman Waskita Karya dalam mengerjakan pembangunan gedung ternama dengan tepat mutu dan tepat waktu antara lain Wisma 46 Jakarta, Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta, Renovasi Masjid Istiqlal, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Terminal 1, Terminal 2, & Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Sarana dan Gedung Bandara Kertajati Jawa Barat, Terminal dan Sarana Bandara Ahmad Yani Semarang Jawa Tengah, Terminal Baru Bandara Minangkabau Padang Sumatera Barat, dan Renovasi Terminal 1 Juanda Jawa Timur.

Selain itu, Waskita juga berhasil memenangkan 2 tender proyek jalan yaitu Proyek Jalan Tol IKN Segmen Simpang Tempadung – Jembatan Pulau Balang senilai Rp990 miliar dan Pembangunan Jalan Kerja/Logistik IKN (KIPP) Paket Pembangunan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 senilai Rp182 miliar.

Waskita berhasil meraih proyek jalan di IKN ini dikarenakan pengalaman Waskita Karya dalam membangun jalan tol Trans-Jawa dan jalan tol Trans Sumatra, serta berbagai jembatan antara lain Jembatan Merah Putih Ambon, Jembatan Pasopati Bandung, dan Jembatan Kali Kuto Semarang.

Kemudian, Waskita juga dipercaya untuk mengerjakan proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dengan kontrak senilai Rp639 miliar.

Pembangunan IPAL ini akan menjadi support utama dalam pengelolaan air limbah di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan – Ibu Kota Negara, sehingga tetap menjaga kualitas air tanah & mengurangi pencemaran lingkungan.

Pekerjaan proyek ini rencananya akan dikerjakan dalam waktu 742 hari dan akan selesai pada akhir tahun 2024. Sementara lingkup pekerjaan Waskita antara lain yaitu, pekerjaan persiapan, unit IPAL, pekerjaan mekanikal & elektrikal, jalan & lanskap dan dehidrator lumpur. (dan)