Foto: Anggota Komisi IX DPR RI I Gusti Agung Rai Wijaya, S.E., M.M.,bersama Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra Kristianti Puji Rahayu, Rektor Undiknas Prof Nyoman Sri Subawa, para narasumber dan mahasiswa berfoto bersama usai acara Seminar Nasional “Edukasi dan Perlindungan Konsumen pada Penggunaan Produk Jasa Keuangan di Indonesia” di Auditorium Dwi Tunggal Undiknas, Denpasar pada Selasa, 18 April 2023.

Denpasar (Metrobali.com)-

Anggota Komisi IX DPR RI I Gusti Agung Rai Wijaya, S.E., M.M., terus berupaya meningkatan literasi keuangan masyarakat khususnya di kalangan generasi muda agar memahami dangan baik layanan baik mengenai seluk beluk produk layanan keuangan dengan baik, menjadi konsumen yang cerdas, terhindar dan terlindungi dari jerat investasi bodong.

Kali ini upaya itu dilakukan dengan menggelar Seminar Nasional “Edukasi dan Perlindungan Konsumen pada Penggunaan Produk Jasa Keuangan di Indonesia” yang digelar bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) di Auditorium Dwi Tunggal Undiknas, Denpasar pada Selasa, 18 April 2023.

Seminar ini diikuti oleh jajaran mahasiswa Universitas Pendidikan Nasional serta dihadiri oleh jajaran Wakil Rektor, Dekan, Kaprodi serta Dosen di lingkungan Undiknas. Acara seminar dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Pendidikan Nasional Prof. Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos., M.M., IPM., ASEAN.Eng.

Hadir juga Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali Nusra Kristianti Puji Rahayu bersama sejumlah narasumber selain Rai Wirajaya yakni I Kepala Bagian EPK OJK Bali Nusra I Gusti Bagus Adi Wijaya, CFP I Gusti Bagus Adi Wijaya dan Gusti Putu Lestara Permana, S.E., Ak., M.Acc selaku Narasumber dari Undiknas yang juga merupakan dosen di bidang Akuntansi Keuangan.

 

Rai Wirajaya menyampaikan sebagai Anggota Komisi XI DPR RI yang bermitra dengan Otoritas Jasa Keuangan OJK pihaknya telah menjalin kesepakatan bersama untuk bagaimana mengenalkan dan mensosialisasikan Otoritas Jasa Keuangan beserta produk-produk jasa kekuangan yang diawasi dan diatur oleh OJK.

Sosialisasi ini juga telah disampaikan ke kampus maupun ke masyarakat melalui kampanye Ngiring Ke Banjar yang dimiliki oleh Kareg 8 Bali Nusra untuk mengetahui dan menyampaikan kepada masyarakat bawasannya industri perbankan, industri pasar modal, industri keuangan non-bank diawasi oleh sebuah lembaga baru bernama OJK yang berdiri sejak 2012. Menurutnya selama ini masyarakat bingung terkait hal tersebut.

Rai Wirajaya yang juga Ketua Umum Keluarga Besar Alumni Undiknas ini juga mengaku secara kontinyu akan terus hadir memberikan edukasi ke kampus-kampus agar mahasiswa-mahasiswa tersebut nantinya juga ikut mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa ada OJK terus-menerus melakukan pengawasan terhadap produk jasa keuangan. Masyarakat juga melakukan pengaduan ke OJK termasuk mengecek hotline OJK sebelum berivestasi untuk memastikan apakah perusahaan investasi tersebut sudah terdaftar di OJK ataukah belum.

“Kami terus hadir bersama OJK tujuannya agar inklusi keuangan dan literasi keuangan di negara ini berjalan dengan baik dan benar,” kata Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Dapil Bali ini.

Sementara mengenai maraknya investasi bodong dan masih juga banyak masyarakat yang menjadi korban, Rai Wirajaya mengaku tidak lelah dan tidak akan berhentik untuk terus mengingatkan masyarakat. “Masyarakat ingin cepat kaya makanya mudah kena jerat investasi bodong. Mindset itu juga harus diubah,” kata wakil rakyat yang dikenal merakyat dan rajin turun ke masyarakata ini.

“Jangan muda tertipu, jangan mudah termakan rayuan dan iming-iming mendapatkan imbal hasil besar tapi ternyata itu investasi bodong. Maunya untung malah buntung dan tidak bisa tertolong,” sambung wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi memperjuangkan kepentingan Bali di DPR RI ini.

Dirinya lantas membagikan tips aman berinvestasi untuk menghindari skema ponzi yakni ingat selalu terapkan 2L yaitu Legal dan Logis. Legal artinya cek perusahaannya apakah memiliki izin badan hukum, izin kegiatan, serta izin produk. Logis artinya cek rasionalitas pembagian imbal hasil atau keuntungan yang didapat dari investasi tersebut.

“Jadi pastikan 2L itu yakni legal dan logis. Kalau investasinya tidak jelas, perusahaannya tidak jelas, ya jangan ikut bermain di hal yang tidak jelas,” pesan Rai Wirajaya.

Dirinya mengajak masyarakat segera memberikan laporan melalui layanan kontak OJK jika menemukan kejanggalan-kejanggalan dalam menerima tawaran berinvestasi dengan ciri-ciri skema Ponzi. Laporan masyarakata bisa dilakukan melalui hotline OJK 157 atau melalui nomor Whatsapp 081-157-157-157.

“Jadi cek kesana, tanya perusahaan investasi ini bodong apa tidak. Jadi harus selau cermat dan waspada,” pungkas politisi PDI Perjuangan asal Peguyangan, Denpasar ini.

Kepala OJK Regional Wilayah VIII Bali dan Nusa Tenggara Kristrianti Puji Rahayu mengaku senang kegiatan “Edukasi dan Perlindungan Konsumen pada Penggunaan Produk Jasa Keuangan di Indonesia” disambut antusias para generasi muda khususnya kalangan mahasiswa Undiknas. Dia menyebut memang sudah sangat tepat anak-anak muda ini dibekali literasi dan edukasi keuangan khususnya mengenai investasi sehingga agar bisa juga waspada investasi ilegal.

“Mereka adalah generasi emas menuju Indonesia Emas 2024. Jadi kita bekali mereka dengan literasi keuangan yang hebat,” tegas perempuan yang menjabat sebagai Kepala OJK Regional Wilayah VIII Bali dan Nusa Tenggara sejak 1 Maret 2023 ini.

 

Kristrianti Puji Rahayu juga menyampaikan bahwa inklusi keuangan yang bertanggung jawab itu sangat penting karena pihaknya ingin mewujudkan industri jasa keuangan sebagai penggerak perekonomian. Tidak hanya di tingkat nasional, namun juga Global. Menurutnya hal yang paling penting adalah tingkat inklusi itu sendiri yang harus bertanggung jawab. Artinya dibarengi dengan literasi keuangan yang memadai.

Ia juga mengapresiasi acara sosialisasi tersebut yang disebutnya sebagai salah satu bentuk aliansi strategis yang sangat penting yang tidak pernah lelah untuk selalu mengedukasi, baik di kampus maupun di banjar-banjar dengan berbagai lapisan masyarakat. Tujuan jelas agar inklusi yang didapatkan tersebut adalah inklusi yang sehat.

Sementara dikalangan millenial inklusi ini sangat terlihat di pasar modal. Ini merupakan perkembangan yang luar biasa. Melalui sosialis tersebut para mahasiswa bahkan menunjukkan ketertarikan mereka dan bahkan sudah melek keuangan terkait bagaimana mereka memilih produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan. Diharapakan kerjasama ini bisa terus berlanjut karena mahasiswa memiliki peran yang sangat strategis sebagai literasi keuangan.

Sementara itu Rektor Undiknas Profesor Sri Subawa menambahkan Kareg Bali sudah menjadi pionir untuk inklusi keuangan ini dan posisi terbaik di Indonesia. Terkait dengan kegiatan sosialisasi tersebut, Profesor Sri Subawa berharap para mahasiswa memiliki kompetensi tambahan sebagai bagian dari literasi keuangan dan melek serta sigap terhadap perubahan-perubahan, khususnya di otoritas jasa keuangan. (wid)