Foto: Peluncuran Aksi Nyata Penanaman 10 Juta Pohon.

Denpasar (Metrobali.com)-

Mengusung misi menghijaukan nusanta dan berkontribusi nyata dalam ikut mengatasi dampak perubahan iklim di dunia, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mencanangkan Aksi Nyata Penanaman 10 Juta Pohon. Kegiatan yang serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia itu, dipusatkan di Bali tepatnya di SMP PGRI 3 Denpasar, Selasa (24/5/2022).

Aksi Nyata Penanaman 10 Juta Pohon ini mengusung tema “Aksi Nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental Mendukung GPDRR: Risk To Resilience” dalam rangka mendukung The Global Platform dor Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang merupakan wadah sharing praktik baik antar negara untuk menguatkan komitmen global dalam mengurasi risiko bencana. Untuk itu Gerakan Nasional Revolusi Mental mengajak seluruh masyarakat untuk mengambil bagian dalam pembudayaan gaya hidup cinta lingkungan melalui aksi penanaman dan perawatan pohon.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, dalam sambutannya secara virtual mengungkapkan dipilihnya SMP PGRI 3 Denpasar karena sekolah ini sudah lama menjalankan nilai-nilai dan gerakan revolusi mental untuk mendorong etos kerja, gotong royong, dan integritas masyarakat, menciptakan budaya menanam pohon sebagai kebutuhan dan gaya hidup baru.

“Gerakan revolusi mental akan terus kita gaungkan dan aksi penanaman ini adalah bagian dari etos kerja, gotong royong, dan integritas dari para siswa sejak dini untuk menjaga alam dan lingkungannya dari perubahan iklim,” terang Menko PMK Muhadjir Effendy.

Aksi nyata ini merupakan implementasi dari Prioritas Nasional ke-4 (PN4) Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan sebagai upaya oemerintah mengakselerasi tercapainya Indonesia Maju melalui penguatan nilai-nilai strategis; etos kerja, gotong royong, dan integritas dalam berbagai  kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.

Kegiatan hari ini merupakan peluncuran Penanaman 10 Juta Pohon yang dilaksanakan di 34 provinsi melibatkan seluruh unsur masyarakat. Adapun secara simbolis dilakukan di lingkungan SMP PGRI Denpasar 3 melalui penanaman pohon buah diikuti secara serentak oleh sekolah, perguruan tinggi, perwakilan pemerintah daerah dan berbagai organisasi masyarakat lain.

“Pemilihan sekolah sebagai lokasi launching adalah untuk menyampaikan pesan kepada anak didik dan kita semua untuk belajar integritas melalui tanggung jawab memastikan pohon dapat tumbuh dengan baik, etos kerja melalui konsistensi memberi asupan merawat menyayangi pohon, dan bergotong royong dengan orang sekitar untuk turut menjaga pertumbuhan pohon agar dapat tumbuh maksimal, menghasilkan, dan manfaatnya bisa dirasakan oleh banyak pihak,” jelas Menko PMK.

Dalam target jangka panjang, tambah Muhadjir, Aksi Nyata Penanaman 10 Juta Pohon diharapkan dapat membantu mengatasi meningkatnya intensitas bencana alam khususnya tanah longsor dan banjir yang melanda pada sejumlah wilayah di Indonesia. Di sisi lain, strategi ini juga akan mendorong kemandirian ekonomi masyarakat melalui tanaman buah (produktif).

“Siswa diajarkan tidak hanya bagaimana cara menanam pohon namun juga merawat pohon itu tumbuh debgan baik yang pada akhirnya memberi manfaat bagi kehidupan, ini juga bagian dari revolusi mental,” tuturnya sembari menambahkan pohon yang ditanam di SMP PGRI 3 Denpasar adalah jenis pohon buah-buahan.

Dengan demikian, Pemerintah bersama dengan masyarakat menunjukkan komitmen besar dalam menangani isu perubahan iklim secara komprehensif. Agenda strategis GPDRR kali ini juga harus menjadi momentum untuk mendorong Negara-negara di seluruh dunia berkolaborasi dan berbagi ide dalam upaya pengurangan risiko bencana secara berkelanjutan dan merata.

Usai peluncuran Aksi Nyata Penanaman 10 Juta Pohon di SMP PGRI 3 Denpasar, rombongan Kemenko PMK, Walikota Denpasar, dan undangan lainnya bergerak menuju Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar, untuk melakukan aksi serupa penanaman pohon mangrove.

Menurut Menko PMK, aksi penanaman mangrove pada penyelenggaraan GPDRR 2022 di Bali dihadiri 4.000 peserta yang berasal dari 183 negara, menjadi simbol komitmen global untuk membangun ketahanan berkelanjutan melalui upaya pengurangan risiko bencana.

Melalui penyelenggaraan GPDRR 2022 ini pula perlu ditegaskan bahwa penanggulangan bencana merupakan urusan bersama, maka keterlibatan peran multipihak seperti akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media (Pentahelix) sangat diperlukan.

Aksi peduli lingkungan di Pantai Mertasari ini melibatkan siswa sekolah yang akan menerima manfaat penanaman pohon di masa depan. Mereka juga akan melanjutkan upaya pengurangan resiko bencana dan perubahan iklim pada generasi penerusnya kelak.

“Kami mendorong keterlibatan aktif semua kalangan untuk memberikan edukasi pengurangan resiko bencana dan perubahan iklim untuk dimulai sejak dini. Untuk kita sekarang, dan untuk mereka di masa depan,” tutup Menko PMK Muhadjir Effendy. (dan)