Seorang pria memegang senapan semi-otomatis Colt AR-15 di Manassas, Virginia, 4 Februari 2013.

Pabrik senjata AS, Colt telah mengumumkan akan berhenti membuat senapan untuk pangsa pasar sipil, termasuk AR-15 yang populer.

Dalam pernyataan yang dirilis pada Kamis (19/9), CEO Colt Dennis Veilleux, mengatakan, “selama beberapa tahun terakhir, pasar senapan olahraga modern mengalami kelebihan kapasitas produksi yang signifikan,” memaksa perusahaan itu untuk menarik diri dari pasar.

Ia mengatakan Colt akan terus memproduksi senapan untuk pelanggannya dari kalangan militer dan penegak hukum.

Veilleux mengatakan Colt juga akan terus “memperluas jaringan dealer di seluruh negeri dan memasok mereka dengan memperluas kualitas terbaik senjata jenis 1911 dan revolver.”

Asosiasi Senjata Nasional (NRA) menyebut Colt’s AR-15 “senapan paling populer di Amerika.” Diperkirakan ada sekitar 8 juta senapan itu di Amerika. Senapan AR-15 mendapat sorotan para pendukung pembatasan senjata karena menjadi senjata pilihan bagi para pembunuh massal baru-baru ini di AS.

Senjata itu digunakan dalam beberapa penembakan paling mematikan dalam sejarah baru-baru ini. Penembakan tersebut termasuk di Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown, Connecticut yang menewaskan 26; Las Vegas strip yang menewaskan 58, San Bernardino, California yang menewaskan 16 dan Marjory Stoneman Douglas High School di Parkland, Florida yang menewaskan 17. [my/pp] (VOA)