Foto: Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) saat meninjau kebun kakao di Jembrana belum lama ini.

Denpasar (Metrobali.com)-

Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) mendukung dan mengapresiasi langkah Gubernur Bali Wayan Koster yang kembali memberikan perhatian lebih dan memprioritaskan pertanian sebagai salah satu sektor unggulan Bali sedangkan pariwisata hanya sebagai bonus sebagaimana yang tertuang dalam konsep Ekonomi Kerthi Bali.

“Sudah seharusnya pertanian kembali kita bangun dengan serius dan sungguh-sungguh. Lahirkan produk pertanian unggul juga untuk mendukung pariwisata dan pariwisata nantinya hanya jadi bonus,” kata Gus Adhi, Jumat (29/10/2021).

Wakil rakyat yang sangat konsern membangun pertanian Bali ini mengungkapkan dirinya sudah dari dulu berpikiran jangan terburu-buru membuat desa wisata tapi bagaimana menciptakan produk unggulan pertanian apa yang ada di desa itu.

“Kalau ada produk pertanian unggulan disana maka pariwisata akan menjadi bonus disitu, menjadi penunjang. Jadi sekarang yang terpenting bagaimana pertanian mampu mengisi kebutuhan pariwisata. Jangan sampai kebutuhan pariwisata diisi barang-barang impor,” kata Anggota Komisi II DPR RI yang sebelumnya bertugas di Komisi IV DPR RI membidangi pertanian, kelautan, kehutanan dan lingkungan hidup itu.

Gus Adhi mencontohkan Bali telah mempunyai Perda Buah Lokal namun sekarang pertanyaannya sejauh mana serapan buah lokal ini di dunia pariwisata Bali misalnya di hotel dan restoran. “Sejauh mana juga buah lokal kita diproduksi petani, sudahkah jumlahnya tercukupi dan sudahkah kualitasnya bagus. Ini yang perlu kita dorong,” kata politisi Golkar asal Kerobokan, Badung itu.

Hal lain yang sangat penting dan vital adalah dukungan anggaran pembangunan pertanian dalam arti luas untuk menghasilkan produk-produk unggulan dan berkualitas agar petani Bali mampu mengisi kebutuhan di Bali termasuk di sektor pariwisata.

Karenanya politik anggaran pertanian harus menunjukkan keberpihakan untuk membantu mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi petani dan menghadirkan berbagai program pertanian untuk benar-benar mampu menguatkan sektor pertanian.

“Sebenarnya kita tidak berarti apa-apa tanpa peran dan aktivitas serta kehidupan petani. Saatnya anggaran pertanian kita lebih banyak, harus ditingkatkan untuk memberikan perhatian kepada petani,” kata wakil rakyat yang dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah” ini.

Gus Adhi pun mendorong besaran anggaran pertanian minimal 30 persen baik dari APBN di pemerintah pusat maupun APBD di pemerintahan daerah. Dukungan dan keberpihakan anggaran pertanian ini penting untuk bisa mengembalikan Indonesia jadi negara agraris yang kuat dan punya berbagai produk unggulan.

“Minimal anggaran pertanian kisarannya 30 persen ke atas. Itu harus sehingga kita bisa meningkatkan pendampingan sumber daya manusia, teknologi pertanian, alat-alat pertanian,” pungkas Gus Adhi yang juga Ketua Harian Depinas SOKSI dan Ketua Depidar SOKSI Provinsi Bali ini.

Seperti diketahui Gubernur Bali Wayan Koster membangun Bali Era Baru dengan kekuatan transformasi ekonomi yang tidak lagi hanya bertumpu pada sektor pariwisata tapi mengangkat dan menggali potensi sektor unggulan lainnya untuk menyeimbangkan struktur ekonomi Bali dengan basis ekonomi hijau, ekonomi ramah lingkungan dan ekonomi sirkular.

Konsep itu disebut Gubernur sebagai Ekonomi Kerthi Bali yang memiliki 6 sektor unggulan  sebagai Pilar Perekonomian Bali, yaitu Sektor Pertanian dalam arti luas termasuk Peternakan dan Perkebunan, Sektor Kelautan/Perikanan, Sektor Industri, Sektor Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi, Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital dan Sektor Pariwisata.

Ekonomi Kerthi Bali dengan 6 sektor unggulan ini akan mewujudkan perekonomian Bali yang harmonis terhadap  alam,  berbasis sumber daya lokal, menjaga kearifan lokal,  hijau/ramah  lingkungan, berkualitas, bernilai tambah, tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan. (wid)