Jakarta (Metrobali.com) –

Tahun 2013 menjadi tahun emas bagi olahraga catur Indonesia. Cabang catur menggebrak di akhir tahun ketika para atlet catur Indonesia membuat sukses memborong lima medali emas pada SEA Games 2013 Myanmar.

Prestasi itu tidak disangka sebelumnya bakal terjadi, sebab induk organisasi olahraga catur sendiri PB Percasi sempat pesimistis bakal mampu memenuhi target dua emas mereka pada pesta akbar olahraga Asia Tenggara yang berlangsung di Myanmar itu.

Rasa pesimistis itu wajar muncul bersamaan dengan ditetapkannya nomor-nomor pertandingan catur yang tidak lazim dipertandingkan di Olimpiade, yaitu catur tradisional Myanmar.

“Berat untuk bisa mendapat banyak medali emas di Myanmar, tuan rumah banyak mempertandingkan nomor catur tradisional, kami menargetkan di catur cepat dan kilat untuk bisa mendapatkan medali,” kata Wakil Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto menjelang perhelatan SEA Games Myanmar lalu.

Namun di luar dugaan, pasukan catur Indonesia dengan semangat tinggi mampu menyabet lima medali emas, empat perak dan tujuh perunggu di Myanmar. Medali emas direbut di nomor catur cepat dan kilat, catur random dan catur transfer.

Raihan medali itu sanagt menggembirakan, dibanding ketika cabang catur hanya kebagian satu medali emas di kandang sendiri saat SEA Games 2011 di Palembang.

Di SEA Games Myanmar, selain menurunkan pecatur bergelar Grandmaster yang dimiliki seperti GM Susanto Megaranto, GMW Irene Kharisma Sukandar dan GMW Medina Warda Aulia, PB Percasi juga berani memasang pecatur muda seperti CM Lutfhi Ali dan FM Farid Firmansyah.

“Saya senang sekali bisa ikut merebut medali emas di SEA Games Myanmar,” kata MI Luthfi Ali, yang mengaku baru pertama kali berlaga di SEA Games dan langsung membuat kejutan. Luthfi menyumbangkan dua medali emas pada pesta olahraga Asia Tenggara di Myanmar itu.

“Saya ikut andil dapat emas di nomor catur transfer campuran berpasangan dengan WIM Chelsea Monica Sihite, dan ditransfer berpasangan putra dengan GM Susanto Megaranto,” kata pecatur muda itu.

Sementara pecatur papan atas Indonesia GM Susanto Megaranto juga merebut emas pada nomor random, selain memenangi catur transfer berpasangan putra bersama Luthfi.

Pecatur putri Indonesia GMW Irene Kharisma Sukandar menyumbangkan dua emas di nomor catur cepat dan catur kilat perseorangan putri.

Sukses lain PB Percasi ketika mengantar Medina Warda Aulia yang saat itu berusia 16 tahun mendapatkan gelar Grand Master Wanita (GMW) dan Muhammad Luthfi Ali (16 tahun) menjadi Master Internasional ketika keduanya mengikuti Kejuaraan Junior Dunia di Kocaeli, Turki pada pertengahan September 2013.

Sebelumnya Medina telah dua kali mendapat norma grand master wanita dan dalam turnamen ini mendapat nilai 8 dengan urutan ke-10 sehingga berhak mendapat gelar GMW. Sementara Muhammad Luthfi Ali mendapat nilai 7,5 dan urutan ke-24.

Turnamen lokal dan internasional Kesuksesan prestasi catur Indonesia itu tidak lepas dari sistem pembinaan konsisten yang ditetapkan PB Percasi. Induk organisasi olahraga catur itu terus menerus membuat gairah para pecatur dengan menggelar serentetan turnamen di Indonesia.

Turnamen terkadang bersifat lokal tapi tidak jarang juga digelar turnamen internasional yang cukup berbobot.

Ajang ‘event’ catur tahunan Indonesia Open, tampaknya cukup efektif untuk memunculkan gairah para pecatur nasional, ketika turnamen itu mendatangkan sejumlah pecatur papan atas Asia dan bahkan beberapa pecatur dunia dari Rusia dan Eropa Timur lainnya juga ikut.

“Kami berharap dari event internasional semacan Indonesia Open ini, para pecatur kami bisa mendapatkan pengalaman dan meningkatkan kualitas permainan mereka,” kata Ketua Umum PB Percasi Hashim Djojohadikusumo.

Bahkan beberapa tahun terakhir ini PB Percasi yang berhasil menggaet sponsor, secara rutin setiap tahun menggelar turnamen nasional catur cepat dan catur kilat yaitu Ramadhan Cup dan Christmas Cup.

PB Percasi juga rutin mengirim atlet mereka ikut berkompetisi di luar negeri, paling tidak untuk meningkatkan elo rating para pecatur.

Beberapa Kejuaraan Nasional (Kejurnas) juga diselenggarakan, salah satunya yang cukup menyedot peserta adalah Kejurnas Catur Mahasiswa, di mana PB Percasi bekerjasama dengan Dirjen Dikti, Kemendikbud. (Ant)