166281_620 (1)

Denpasar (Metrobali.com)-

Sejumlah calon anggota legislatif dari kalangan perempuan di Bali didesak untuk memperhatikan dan memperjuangkan kebutuhan penyandang disabilitas agar dapat hidup mandiri.

“Tolong jangan lupakan kami jika nanti sudah berhasil duduk di Dewan. Bukan bantuan beras dan uang yang kami perlukan, tetapi berbagai kebijakan yang lebih ramah dan bisa membantu kami untuk mandiri,” kata Sang Ayu, anggota Pusat Pemberdayaan Disabilitas (Puspadi) Bali, di Denpasar, Jumat (7/3).

Menurut dia, berbagai akses publik yang tersedia seperti gedung-gedung pemerintahan dan sarana transportasi hendaknya memperhatikan kebutuhan penyandang disabilitas. Misalnya dari sisi penyediaan tanjakan di gedung yang sesuai dengan kebutuhan penyandang disabilitas.

“Jika tangga di gedung maupun halte itu sesuai dengan kebutuhan, tentu kami bisa mandiri,” ujarnya pada acara diskusi Gerakan Perempuan Membangun Peradaban Indonesia Bersih dari Korupsi itu.

Sang Ayu menuturkan bahwa jika saja para caleg perempuan memperhatikan kebutuhan penyandang disabilitas yang di Bali jumlahnya sekitar 3.000 orang, sudah pasti mereka tidak segan untuk memilih menjadi wakil rakyat.

Hal senada disampaikan Gusti Ayu Arini yang mengalami gangguan pada penglihatan. Ia menganalogikan, penyandang disabilitas lebih baik diberikan kail sehingga dapat digunakan terus untuk memancing agar mandiri daripada bantuan beras yang sifatnya sementara.

Demikian juga I Gede Widiasa dari Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Bali mengharapkan agar anggota legislatif dari kaum perempuan nanti dapat memperjuangkan perluasan pendidikan bagi penyandang disabilitas di perguruan tinggi.

“Di samping itu harapan kami agar perempuan dari kalangan kami juga dapat dipekerjakan di berbagai spa yang ada di Bali,” ucapnya.

Sementara itu Ketua Komisi II DPRD Bali Tutik Kusuma Wardhani mengatakan caleg perempuan harus bekerja keras dan jangan cepat berpuas diri jika ingin berhasil duduk menjadi wakil rakyat.

“Kemujuran tidak mungkin datang dari langit tanpa kerja keras. Memang seharusnya kaum perempuan dapat mengadopsi program-program yang lebih menyentuh masyarakat dan bersifat sosial seperti penyandang disabilitas,” ujarnya.

Politisi dari Partai Demokrat itu mengingatkan caleg perempuan selain harus cerdas, juga harus memiliki integritas moral dan kepekaan.

Acara seminar dan diskusi tersebut diselenggarakan oleh LBH Apik Bali, LSM Bali Sruti, caleg perempuan lintas parpol dan masyarakat sipil serangkaian memperingati Hari Perempuan Internasional. AN-MB