Cabup Klungkung Bertekad Seimbangkan Daratan dan Kepulauan
“Pembangunan di Nusa Penida selama ini masih jauh tertinggal dibandingkan wilayah Klungkung daratan,” kata Cabup dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Partai Domokrasi Pembaharuan (PDP) itu dalam keterangan persnya di Denpasar, Sabtu Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu berpasangan dengan Putu Tika Wisnawan dalam Pilkada Kabupaten Klungkung pada bulan Agustus mendatang.
“Dengan mengusung visi rukun, adil, sejahtera, dan aman (Rasa). Jika masyarakat memberikan kepercayaan menyeimbangkan pembangunan Nusa Penida dengan Klungkung daratan dengan memanfaatkan potensi besar daerah itu,” ujar Raka Putra yang juga menjabat Ketua Bagian Penyakit Dalam RSUP Sanglah Denpasar.
Infrastruktur jalan, jembatan, air, dan listrik di Nusa Penida selama ini masih minim dibandingkan daerah-daerah lainnya di daratan Kabupaten Klungkung. Padahal Nusa Penida yang dipisahkan oleh Selat Badung dengan dararan Pulau Bali itu memiliki sejumlah potensi.
Di antara potensi itu adalah bidang pengembangan peternakan sapi, rumput laut, dan pariwisata. Namun selama ini belum dikembangkan secara maksimal.
“Begitu saya dipercaya mengendalikan Klungkung, saya undang tokoh-tokoh Nusa Penida yang tersebar di daratan Bali maupun nusantara yang memiliki pemikiran kritis dalam memajukan Nusa Penida ke depan,” ujar suami dari I Gusti Agung Ayu Dewi Sribhudani Sarawati SE.
Tokoh-tokoh Nusa Penida itu selain memiliki pemikiran yang kritis juga mempunyai kemampuan finansial yang dapat diarahkan untuk berinvestasi dalam memajukan pembangunan Nusa Penida sesuai potensi yang ada.
Sebelumnya dua kakak Raka Putra pernah menjabat Bupati Klungkung pada era orde baru.
Kedua kakaknya itu Tjokorda Anom Putra (alm) dan Tjokorda Gede Agung masing-masing menjabat bupati selama dua periode.
“Saya maju dalam Pilkada Klungkung atas dorongan dan harapan masyarakat yang setiap saat menemuinya,” ujar ayah dari tiga putra itu.
Empat paket calon bupati dan calon wakil bupati Klungkung telah mendaftar ke KPU setempat. Tiga pasangan lainnya terdiri dari Nyoman Suwitra-Made Kastra (Partai Gerindera, PKPB, dan PNBKI), Tjokorda Bagus Oka-Ida Bagus Adnyana (Partai Golkar), dan Anak Agung Gede Anom-Wayan Regeg (PDIP). INT-MB
2 Komentar
JANGAN BILANG ‘”TIDAK DIKEMBANGKAN SECARA MAKSIMAL”” Karena kenyataannya memang selama ini TIDAK DIKEMBANGKAN SAMA SEKALI… OTonomi daerah hanya digunakan untuk mengangkat pegawai kontrak di daerah, bukan untuk membangun SDA yang dimiliki nusa penida… Semua rencana pembangunan proyek yg berjalan , SEMUANYA MOGOK/MANGKRAK….. PEMERINTAHAN DAERAH NOL…. tdk ada kontribusi yg berarti……. yg ditunggu hanya program provinsi yg malah byk masuk,,,,,kabupaten NOL alias diam…… ASELOLE…..
Masyarakat Nusa Penida hanya dilirik ketika ada pileg dan Pilkada saja. Habis itu semua hanya tinggal janji. Saya heran bertahun2 kondisi jalan semuanya sama. bukannya ada kemajuan yang ada malah kemunduran. Semua jalan hanya pake system tambal saja.