BWA : Potensi Wisata Wedding di Bali Menjanjikan
Dion dan jajaran pengurus BWA terpilih di Nusa Dua, Badung, Rabu (27/4).
Denpasar, (Metrobali.com)-
Bali Wedding Association (BWA) mengakui, bahwa potensi bisnis wedding organizer di Bali masih sangat menjanjikan. Mengingat hingga saat ini ada sekitar 300 wedding organizer (WO) yang belum terdaftar di BWA. Karena itu pihaknya akan merangkul para WO tersebut untuk dijadikan member BWA.
Ketua BWA Bali, Ketut Agus Diana Satvika atau akrab dipanggil Dion, mengatakan, untuk wisata wedding di Bali dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang signifikan. Namun untuk prosentasenya pihaknya belum bisa mendatanya. Dia berjanji hal itu akan menjadi bahan pekerjaan rumah (PR) BWA untuk program dua tahun kedepan.
“Untuk potensi wisata wedding, Bali masih sangat bagus malah dibandingkan MICE, bisnis WO sangat menjanjikan, apalagi pada MEA seperti sekarang ini kita usahakan bisa membantu pemerintah untuk menjangkau 20 juta wisatawan di tahun 2019,” ujar Dion dan jajaran pengurus BWA terpilih di Nusa Dua, Badung, Rabu (27/4).
Humas BWA Lukas Bundi pun memberikan gambaran, sebagai contoh hitung-hitungan jika bisnis WO itu menjanjikan. Misalnya dalam seminggu ada sekitar 20 orang klien dengan tarif rata-rata per event minimal Rp100 juta, maka dalam waktu seminggu mendapatkan keuntungan Rp700 juta per seminggu
“Kurang lebih Rp3,4 miliar sebulan lah hitung sendiri berapa, namun saya pikir bisnis wedding jauh lebih besar hasilnya daripada MICE. Kalau MICE kan diruangan itu aja. Bisnis MICE dan wedding ini belum terdeteksi keuntungannya tapi sangat luar biasa menjanjikan,” singkatnya.
Meski menjanjikan tak menutup kemungkinan WO dalam Bali harus bersaing dengan WO luar atau bahkan WO orang asing. Terkait hal ini Wakil Ketua I BWA Sinly Afeny menegaskan jika pihaknya tak bisa melarang kehadiran WO tersebut di Bali.
“Tapi ya kalau bisa kalau mereka melakukan event di Bali minimal mengajak salah satu member kami,” katanya.
Bahkan Dion menegaskan, sebagai WO di Bali, maka harus dipertahankan kualitas WO itu sendiri dalam mempertahankan tradisi dan adat budaya Bali. Agar tidak tergerus oleh WO dari luar maupun WO orang asing.
Belum adanya regulasi yang jelas dari pemerintah provinsi Bali, bahwa usaha wedding planer adalah satu pekerjaan yang harus dihargai, BWA juga meminta agar Pemda Bali bisa mengakomodir itu semua.
“Setidaknya ini input atau masukan bagi pemda Bali,” imbuh Dyan, Ketua Panitia acara seminar “Learn the inside out of being a Wedding Planner”.
Seminar yang digelar terbuka untuk umum ini menurut Dion dan Yola dari Divisi Wedding dapat meningkatkan kemampuan para Wedding Planner lebih baik lagi, khususnya untuk wedding organizer yang baru.
“Apalagi ke depan persaingan makin ketat dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asia. Maka kita Para pelaku bisnis wedding di Bali tetap dapat bertahan dan melayani para tamu dengan lebih baik lagi,” tandas Dion.SIA-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.