Tabanan (Metrobali.com)-

 Setelah melaksanakan karya agung ngenteg linggih, ngusaba desa dan ngusaba nini di Pura Puseh setahun lalu, untuk kedua kalinya masyarakat Desa Pekraman Kota Tabanan kembali menggelar piodalan jelih di Pura tersebut. Hadir pada persembahyangan tersebut, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dan didampingi Wabup Komang Gede Sanjaya, Sekda Nyoman Wirna Ariwangsa beserta SKPD di Lingkungan Pemkab Tabanan, Rabu (26/6).

Bertepatan dengan Buda Umanis Prangbakat, ribuan masyarakat Desa Pekraman Kota Tabanan melaksanakan persembahyangan bersama. Bendesa Adat Kota Tabanan Gede Wayan Samba mengatakan, selain piodalan di Pura puseh, piodalan jelih juga dilaksanakan di Pura Dalem Kota Tabanan. Puncak piodalan di pura tersebut jatuh pada Rabu (26/6) kemarin dan berlangsung atau nyejer selama tiga hari. “Setelah dilaksanakan karya agung, maka piodalan jelih seperti ini wajib dilakukan sebanyak tiga kali. Piodalan pun akan berlangsung selama tiga  hari dan nyineb dilaksanakan pada Jumat (28/6),” jelasnya.

Piodalan yang dirangkai dengan “caru panca sata” tersebut, dipuput oleh Ida Pedanda dari Griya Pasekan Tabanan.

Upacara piodalan jelih tersebut merupakan rangkaian dari upacara ngenteg linggih yang dilaksanakan warga Desa Pekraman Kota Tabanan setahun yang lalu. Kegiatan keagamaan tersebut dimaksudkan untuk memohon keselamatan dan kerahayuan jagat kehadapan Ida Betara-Betari yang berstana di Pura Puseh dan Pura Dalem Desa Pekraman Kota Tabanan.

Dengan digelarnya rangkaian upacara piodalan jelih ini diharapkan akan bisa memberikan aura positif dalam mewujudkan kondisi Desa Pekraman Kota Tabanan khususnya dan Tabanan umumnya yang tentram dan damai. Kepada masyarakat juga diharapkan untuk memberikan dukungan positif untuk menuju kearah itu.  Karena hanya dalam kondisi daerah yang aman dan damai, pembangunan akan bisa dilakukan, menuju Tabanan Serasi (sejahtera, aman dan berprestasi ). CAN-MB