Bupati Candra dan Rombongan ‘Dihadang’ Tradisi Adat Potong Pantan
Klungkung ( Metrobali.com )–
Kedatangan Bupati Klungkung beserta rombongan pada Rabu, (18/07) kemarin, ke daerah transmigran tepatnya di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah mendapat sambutan yang tidak biasa dari pemerintah daerah setempat. Tiba di lokasi, sebelum memasuki rumah jabatan bupati Lamandau yang menjadi tempat penerimaannya, rombongan Bupati Candra dihadang dengan tradisi adat Potong Pantan. “Sebelum Bapak memasuki daerah kami, perkenalkan dulu siapa nama Bapak, darimana dan tujuannya apa?” ujar tetua setempat yang memimpin upcara adat tersebut.
“Saya I Wayan Candra dan rombongan, berasal dari Bali-Klungkung, bertujuan untuk berkunjung kesini bertemu Bapak Bupati Lamandau untuk penandatanganan kerjasama dibidang transmigrasi” demikian dibalas Bupati Wayan Candra.
Sejatinya awalnya agak kaget dan tertegun mendapat penyambutan seperti itu, begitu pula dengan rombongan lainnya. Selanjutnya tetua adat yang memimpin prosesi pun lanjut menjelaskan makna dari penyambutan yang dilakukan tersebut.
Dijelaskan oleh tetua adat yang tiada lain adalah Kepala Demang yang bernama Albert Teguh bahwa Tradisi adat Potong Pantan ini dilakukan sebagai tanda bahwa sebelum seorang atau rombongan tamu masuk ke daerah Lamandau harus melalui semacam rintangan dengan terlebih memotong sebatang kayu yang sudah disiapkan oleh tuan rumah atau penyambut tamu.
Secara kepercayaan adat setempat, apabila kayu tersebut dipotong tanpa halangan, berarti tamu tersebut dapat diterima dan dilancarkan jalannya saat berkunjung kesana. Begitupun sebaliknya, apabila tidak berhasil dipotong secara lancar, berarti tamu tersebut patut dipertanyakan kedatangannya dan pada saatnya tidak akan dilancarkan jalannya selama kunjungan Disaksikan langsung oleh tuan rumah dalam hal ini Bupati Lamandau Ir. Marukan beserta jajarannya dan unsure Muspida, secara bergantian mulai dari Bupati Candra melakukan tradisi adat Potong Pantan kemudian dilanjutkan oleh Sekda Janapria dan terakhir Kadisosnakertrans Sudiarti berhasil melakukannya tanpa hambatan. Hal tersebut tentunya mendapat tepuk tangan yang meriah pula dari semua yang menyaksikannya. Selanjutnya Bupati Candra dan rombongan diarahkan masuk bersama-sama menuju ke dalam pendopo rumah jabatan Bupati Lamandau. Tidak sampai disitu saja sambutan lainpun dilakukan. Selanjutnya ditampilkan tarian Pagaruyung sebagai tarian khas penyambutan daerah setempat yang dirangkai dengan tradisi Ikat Tonyang sebagai symbol doa dan harapan agar rombongan yang baru datang bisa “menginjak tanah”, terhindar dari musibah dan selamat. Bupati Candra dan Istri pun diminta bersama-sama dengan Bupati Lamandau dan Istri untuk ikut menarikan tarian pergaulan tersebut dan diikuti pula oleh beberapa pejabat dari kedua belah pihak.
Demikianlah, semua sambutan yang hangat, meriah namun penuh makna tersebut yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Lamandau menyambut kedatangan rombongan bupati Klungkung. Kedatangan rombongan disambut oleh Bupati Lamandau Ir. Marukan, Ketua DPRD Moses Fause, SH., Sekda Drs. Arifin Umbing, unsure Muspida serta staf pegawai pemerintah Kabupaten Lamandau. Dari rombongan Kabupaten Klungkung sendiri, Bupati Candra selain didampingi istri Ny. Ringin Candra yang juga Kadisdikpora, juga ada Sekda Ir. Ketut Janapria, Kadisosnakertrans Ni Nyoman Sudiarti, SH.,serta beberapa kepala SKPD terkait beserta staf.
Adapun kunjungan yang dilakukan Bupati Candra dan rombongan adalah kaitan dengan penandatanganan kerjasama (MoU) di bidang transmigrasi yang merupakan kelanjutan dari kunjungan sebelumnya yang dilakukan Wabup Klungkung Tjokorde Gde Agung ke Lamandau beberapa waktu lalu kaitan dengan penjajakan lokasi untuk para transmigran nantinya akan ditempati oleh para transmigran dari Kabupaten Klungkung.
Dalam sambutannya, Bupati Marukan menjelaskan bahwa tujuan diadakan kerjasama bidang transmigrasi ini adalah selain untuk menjalin hubungan yang saling menguntungkan antara kedua daerah, juga untuk mengembangkan wilayah Kabupaten Lamandau yang secara wilayah sangat luas sekitas 7000 Km2 namun penduduknya yang masih sedikit, untuk menjadi daerah yang lebih maju dan heterogen dari sisi penduduknya.
Selanjutnya, dipilihnya untuk mendatangkan para transmigran dari Bali, khususnya dari Kabupaten Klungkung, Bupati Marukan mengatakan bahwa ada semacam persamaan antara transmigran dari Bali yang beragama Hindu dengan masyarakat Lamandau khususnya yang masyarakat suku Dayak yang dulunya menganut kepercayaan Hindu Kaharingan, walaupun sebagian sudah pindah kepercayaan, namun sebagian masih menganut kepercayaan tersebut. Disamping itu pula, masyarakat Hindu Bali memiliki tradisi adat yang cukup kuat, masih menjunjung tinggi adat dan budaya serta agama yang tentunya menjadi daya tarik tersendiri. Hal tersebut dikatakan Marukan, karena Kabupaten Lamandau dalam visinya salah satunya adalah untuk mengembangkan pariwisata budaya sebagai salah satu upaya untuk penerimaan keuangan daerah disamping sector perkebunan utamanya kelapa sawit yang sampai saat ini tetap menjadi andalan daerah tersebut.
Sementara Bupati Candra mengatakan sangat tersanjung dan menaruh hormat sekaligus sedikit terkejut atas sambutan khas yang diberikan. Candra juga menjelaskan bahwa di Bali juga sama memiliki tradisi yang dilakukan dalam menyambut kedatangan tamu dari daerah lain yang walaupun dalam bentuk lain seperti tari-tarian penyambutan. Bupati Candra juga mengucapkan terima kasih atas dipilihnya daerah Bali khususnya Kabupaten Klungkung untuk para transmigran yang nantinya akan menempati daerah transmigrasi di lokasi yang baru.
Dalam kesempatan tersebut, Candra mengatakan untuk menitipkan masyarakatnya kepada Bupati Lamandau, dengan harapan agar nantinya bisa diterima dengan baik, diberikan perlindungan dan arahan serta binaan agar nantinya para transmigran tersebut dapat menempuh kehidupannya di daerah yang baru. Tidak lupa pula Bupati Candra mengharapkan agar kerjasama ini tidak hanya sebatas pada bidang ini saja, namun pada bidang lainnya juga dapat dilakukan kerjasama dengan Kabupaten Lamandau dan berharap silahturahmi ini tetap terjalin.
Pada bagian akhir acara, selesai acara seremonial, Bupati Candra dan rombongan diundang dalam acara ramah-tamah dan sesi foto bersama yang dilakukan didepan pendopo rumah jabatan setempat. SUS-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.