Denpasar (Metrobali.com)-

Bulog Divisi Regional Bali menyatakan, telah mengimpor 10 ribu ton beras untuk mengamankan stok beras di Pulau Dewata hingga enam bulan ke depan. Saat ini jumlah stok beras mencapai mencapai 14.900 ton. Bulog rencananya juga akan melakukan penambahan sekitar 5.000 ton beras yang didatangkan dari Jawa Timur (Jatim).

“Total stok beras kita saat ini mencapai 19.900 ton, di mana 10 ribu ton diimpor dari India dan Vietnam, sedangkan 5 ribu ton lagi akan segera didatangkan dari Jatim. Sebab, produksi beras  lokal tidak seimbang,” ujar Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog Divisi Regional Bali, Andi Abdul Rahman di Denpasar, Selasa (24/7).

Kebijakan impor beras yang dilakukan Perum Bulog merupakan kebijakan yang tak bisa dihindari. Menurut Andi, hal ini akibat kebutuhan dan produksi beras dari petani lokal yang cenderung terus menyusut setiap tahunnya.

“Bulog sendiri berharap tidak ingin melakukan kebijakan impor itu. Kami telah berusaha keras untuk memenuhi stok beras dengan mendorong produksi padi dari petani lokal. Namun akibat alih-fungsi lahan yang tinggi, produksi tidak mencukupi,” sebutnya.

Terkait penerima beras untuk rakyat miskin (raskin) di Bali, dikatakan Andi Abdul mencapai 180.862 KK dari sebelumnya sebanyak 134.804 KK. Peningkatan jumlah rumah tangga miskin tersebut berdasarkan hasil penyesuaian data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Rumah Tangga Sasaran (RTS).

“Dengan adanya peningkatan jumlah penerima ini, alokasi beras untuk RTS juga mengalami peningkatan dari 2.022 ton menjadi 2.712 ton per bulan,” katanya.

Menurutnya, masing-masing KK berhak menerima raskin sebanyak 15 kilogram dengan harga sebesar Rp6.600 perkilogram dengan disubsidi pemerintah Rp500 perkilogram. Sehingga harga beras raskin mencapai Rp1600 perkilogram.

Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat produksi padi di Bali 2012 diperkirakan mengalami penurunan sebesar 7.894 ton gkg (gabah kering giling) atau turun 0,92 persen dibandingkan 2011. Kondisi ini akibat alih-fungsi lahan. Hingga kini sisa luas tanaman akhir Desember 2011 mencapai 39.022 hektar atau lebih kecil dibandingkan sisa luas tanaman 2010 yakni mencapai 47.394 hektar.

Kondisi tersebut menunjukan ada penurunan luas sisa tanaman padi sebesar 8.372 hektar pada akhir 2011 yang menyebabkan terjadinya penurunan luas panen padi. BPS juga mencatat periode 1999 luas lahan pertanian di Bali mencapai 86.071 hektar. Angka tersebut mengalami peyusutan hingga 4.140 hektar atau tersisa 81.931 hektar di periode 2009. luas lahan sawah masih didominasi oleh Kabupaten Tabanan sebesar 22.465 hektar, Kabupaten Gianyar menduduki posisi kedua dengan lahan sawah seluas 14.743 hektar, dan Buleleng dengan kondisi wilayah perbukitan kering dan hutan mempunyai area lahan bukan sawah terbesar yaitu seluas 70.516 hektar. BOB-MB