Jembrana (Metrobali.com)-

Memasuki Bulan Ramadhan, sejumlah bahan baku untuk kolak diburu konsumen. Meskipun harga bahan baku kolak seperti kolang-kaling, rumput laut, cincau dan tape mengalami kenaikan, namun permintaan akan bahan baku kolak tersebut meningkat tajam.

Pantauan, Rabu (10/7) di Pasar Umum Negara harga bahan baku kolak mengalami kenaikan kisaran Rp.1.000 hingga Rp.1.500 perkilogramnya. Seperti kolang-kaling, dari harga sebelumnya Rp.9 ribu, sekarang menjadi Rp.10 ribu perkilogramnya. Rumput laut dari Rp.6 ribu kini menjadi Rp.7 ribu. Selain itu, cincau dari Rp.8.500 perkilogram menjadi Rp.10 ribu perkilogram. Untuk  dawet tetap dijual perbungkus Rp.2 ribu. Sedangkan tape dijual berfariasi kisaran Rp.2 ribu hingga Rp.5 ribu tergantung bungkusannya.

Meskipun mengalami kenaikan, namun bahan baku kolak tersebut tetap saja diburu, bahkan menjadi primadona di bulan Ramadhan ini. Sehingga pedagang melakukan pemesanan kembali karena takut kehabisan stok. Sementara Informasi dari sejumlah pembeli, berbuka puasa tanpa kolak dirasa hambar dan kurang afdol, bahkan beberapa diantaranya menganggap buka puasa dengan kolak sudah merupakan tradisi.

Ismiati (45), salah seorang pedagang kolang kaling mengaku permintaan kolang kaling memasuki bulan Ramadhan meningkat tajam. Bahkan stok yang disimpannya beberapa hari lalu kini kian menipis. “Saya sudah pesan kembali. Katanya harganya naik lagi, karena ongkos transportnya naik. Kalau naik, saya jualnya juga naik” Ujarnya, Rabu (10/7).

Menurutnya jika kondisi biasa, dalam sehari pihaknya hanya bisa menjual satu kwintal (100 Kg) kolang kaling. tapi kini memasuki bulan Ramadhan permintaan menjadi meningkat hingga tiga kali lipat. MT-MB