Jakarta, (Metrobali.com)

“Satukan Hati silaturahmi Budaya” menjadi tema perhelatan lintas komunitas pencinta budaya yang ada di Jabodetabek pada hari Minggu.

Betempat di salah satu rumah Betawi, di kawasan Kampung Budaya Betawi Setu Babakan di bilangan Jakarta Selatan, acara silaturahmi kolaborasi antar komunitas pencinta budaya, diinisiasi oleh Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Indonesia (KPPBI) yang kemudian disambut positif oleh komunitas Perempuan Cinta Indonesia (PCI), Persaudaraan Wanita Tionghoa Indonesia (Perwanti) dan komunitas Perempuan Berkebaya (PB).

Acara yang diselenggarakan dalam rangka silaturhami dan perayaan HUT Kota Jakarta ke-495, bertema Betawi, di mana tamu undangan menikmati sajian musik khas Betawi Gambang Kromong dan para tamu undangan berkesempatan pula untuk “ngibing” atau menari bersama.

Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Umum Perempuan Indonesia Maju Lana Koentjoro, Kepala UPK Setu Babakan Imron Yunus dan pembicara kunci yang adalah tokoh masyarakat Betawi Biem Triani Benyamin.

“Silaturahmi budaya dengan mengusung kebersamaan dan kolaborasi akan lebih elegan, mari kita ciptakan suasana pelestarian budaya di komunitas-komunitas yang memiliki kepedulian yang sama saling mendukung dan bekerjasama dan jangan saling iri hati atau saling menjatuhkan, agar tujuan bersama melanjutkan legasi budaya bagi generasi yang akan datang dapat terus berjalan,” ujar Diajeng Dewi, Ketua KPPBI yang sekaligus menjadi ketua panitia perhelatan silaturahmi budaya ini.

Para ketua komunitas lainnya – Surijati Aminan dari Perwanti, Syafrita Jamiaty dari PCI, Lia Nathalia dari PB – juga menyampaikan hal yang senada, di mana semua berharap agar kolaborasi antar komunitas pencinta budaya dapat bersinergi lebih lanjut di masa depan.

“Semua ini karena kecintaan kita pada Indonesia, dan semoga Indonesia makin baik ke depan,” harap Surijati, ketua Perwanti.

Adapun ketua PCI Syafrita Jamiaty menyoroti tentang pemberdayaan masyarakat melalui ketok tular hal-hal positif laiknya yang kegiatan yang dilakukan PCI yang terutama menyoroti pentingnya mengedukasu anak-anak tentang sejarah untuk lebih mengenal dan mencintai Indonesia.

Keempat komunitas budaya yang kebanyakan anggotanya perempuan, berkolaborasi dengan kesadaran bahwa mengaktifkan kesadaran perempuan untuk berbudaya memiliki dampak besar pada pembentukan karakter bangsa, mengingat umumnya perempuan adalah guru pertama bagi anak-anak dan kemudian komunikator yang baik yang bisa menjadi agen-agen baik bagi pembentukan karakter bangsa terkhusus bangsa Indonesia.

PCI dan Perwanti juga dalam perhalatan ini juga memperkenalkan cara pemanfaatan limbah rumah tangga organik menjadi eco-enzym yang memiliki multi faedah.

Adapun tokoh mayarakat Betawi Biem Banyamin yang melestarikan budaya melalui pengembangan radio dan media massa yang mempromosikan berbagai ragam budaya Indonesia, mengapresiasi kolaborasi antar komunitas perempuan pencinta budaya melalui acara “Satukan Hati Silaturahmi Budaya”.

“Adalah hal yang luar biasa para perempuan bisa berkolaborasi untuk melestarikan budaya Indonesia bersama-sama”, ujarnya sembari mengingatkan bahwa ada tiga hal yang perlu diingat dalam upaya melestarikan dan mengembangkan budaya tradisi, yaitu masa lalu atau sejarah dan tradisi, masa sekarang yang mana budaya juga harus mengikuti perkembangan hari ini, era kerjasama atau kolaborasi, dan tak lupa pada hari esok, meletakkan legasi budaya bagi generasi selanjutnya.

Lana Koentjoro dari PIM dalam kesempatan itu berharap untuk adanya kolaborasi lebih luas dalam hal-hal budaya, termasuk untuk mengusung penetapan Hari Kebaya Nasional.

Sebagai yang punya wilayah, Imron Yusuf dari UPK Setu Babakan “menantang” para perempuan dari berbagai komunitas yang hampir semuanya hadir dengan berbusana Betawi warna-warni, agar dapat memanfaatkan kampung budaya Betawi yang berluas 250 hektar sebesar-besarnya.

Latar Belakang komunitas:
Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Indonesia (KPPBI) didirikan pada 10 November 2021

Perempuan Cinta Indonesia (PCI) didirikan pada 23 Juli 2019

Persaudaraan Wanita Tionghoa Indonesia (Perwanti) didirikan sejak belasan tahun lalu yang awalnya berdasarakan kesamaan kekerabatan atau marga-marga Tionghoa

Perempuan Berkebaya (PB) didirikan pada 4 Desember 2014. (Sut}