Denpasar (Metrobali.com) 

 

Badan Perfilman Indonesia (BPI) bersama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Kemenko PMK) menggelar rangkaian kegiatan Hari Film Nasional 2023 dengan tema Profiling Industri Film Indonesia “Bercermin Pada Masa Lalu, Merencanakan Masa Depan”. Berbagai rangkaian kegiatan berlangsung 6-11 Maret 2023 berlokasi di Gedung Film, Pancoran, Jakarta Selatan. Setiap harinya acara mulai jam 09.00 s/d jam 17.00 WIB terbuka untuk umum dalam.

Pada hari pertama 6 Maret 2023 hadir memberi sambutan Gunawan Paggaru (Ketua BPI) dan Ahmad Mahendra (Direktur Perfilman, Musik, dan Media Ditjen Kebudayaan, Kemdikbudristek). Setelah itu acara resmi dibuka oleh Didik Suhardi (Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Menta, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK). Sesi pembukaan kemudian dilanjutkan dengan Keynote Speech oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemdikbudristek Hilmar Farid.

Saat memberikan sambutan, Gunawan Paggaru menyampaikan “Tugas BPI adalah menerjemahkan momentum Hari Film Nasional sesuai dengan isi ketetapan presiden agar masyarakat film dapat meningkatkan rasa percaya diri atas kualitas film Indonesia”. Lebih jauh diungkapkan “Hari Film Nasional tahun ini, BPI melibatkan pemikiran-pemikiran yang relevan untuk pemajuan perfilman Indonesia dan tidak sekedar seremonial,” tegas Ketua BPI.

Sementara itu Vivian Idris selaku Ketua Pelaksana Hari Film Nasional 2023 menjelaskan “Hari Film Nasional 2023 merupakan manifestasi dari fungsi BPI sebagai integrator dalam ekosistem perfilman di Indonesia. Konferensi, workshop dan pameran menjadi ajang bagi pemangku kepentingan dan insan film di Indonesia mencari solusi dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi ekosistem perfilman di Indonesia demi menuju ekosistem yang semakin baik dan membangun industri yang semakin sehat”.

Agenda konferensi menghadirkan 50 pembicara dari semua aspek pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, pelaku usaha, pelaku pendidikan profesi, komunitas film, dan penyelenggara kegiatan yang lain. Agenda konferensi film mengangkat fokus pembahasan berbeda setiap harinya, yaitu:

1. Kebijakan dan Standar Pendidikan Tinggi Film Nasional.

2. Kebijakan dan Standar Pendidikan Menengah Film Nasional.

3. Standar Kerja dan Optimalisasi Pelaku Industri Film Nasional.

4. Kode Etik Profesi Perfilman Indonesia.

5. Hubungan Industrial Perfilman Nasional.

6. Pengembangan Pasar Film dan Persaingan Usaha.

7. Filming in Indonesia.

8. Perizinan Produksi, Ekshibisi, dan Sensor Film.

9. Pengarsipan dan Akses Data Film

10.Tata Kelola Penyelenggaraan Festival

11.Pengembangan SDM dan Penguatan Komunitas Film

12.Harmonisasi Undang-Undang dan Peraturan Terkait Perfilman.

13.Profiling Industri Film Indonesia.

Pada saat bersamaan, terdapat acara pameran yang berisi tentang pendidikan, teknologi film, pameran buku film serta bedah buku. Selain itu ada juga ruang-ruang kelas yang didedikasikan untuk asosiasi profesi, komunitas film, dan pegiat festival film bertemu dalam satu forum rembug membahas tentang perkembangan film nasional.

Publik bisa mengikuti acara konferensi dan workshop dengan melakukan pendaftaran secara online yang dapat diakses melalui media sosial BPI. Seluruh agenda kegiatan ditanggal 6 s/d 11 Maret dilaksanakan secara hybrid guna mengakomodir kebutuhan informasi untuk seluruh insan perfilman yang tidak dapat hadir ke Jakarta. Acara akan ditayangkan melalui kanal Youtube badan Perfilman nasional

Agenda berikutnya dilanjutkan tanggal 15 s/d 18 Maret 2023 berupa penggodogan materi yang didapat dari hasil konferensi untuk melahirkan naskah akademis. Naskah ini kemudian sebagai rekomendasi kepada pemerintah berisi penguatan ekosistem perfilman Indonesia. Puncak acara peringatan Hari Film Nasional (HFN) 2023 berupa sarasehan film tanggal 30 Maret dengan agenda mempresentasikan hasil penggodokan materi konferensi yang sudah dibukukan. Puncak acara ini diharapkan dapat dihadiri oleh seluruh stakeholder dan para pemangku kepentingan untuk saling sumbang saran kemajuan film nasional. (hd)