Denpasar (Metrobali.com)-

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika mengatakan besaran bantuan dari pemprov setempat kepada setiap desa pakraman atau desa adat pada 2014 tidak berubah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tetap Rp100 juta.

“Secara prinsip memang tidak berubah dilihat dari besaran, mekanisme penyaluran, maupun pemanfaatannya dibandingkan saat 2013,” katanya di Denpasar, Minggu (5/1).

Ia mengemukakan bantuan penguatan adat itu akan diberikan kepada 1.480 desa pakraman yang tersebar di semua kabupaten/kota di Bali.

“Demikian juga bantuan untuk subak masih sama dengan tahun sebelumnya, tiap subak berhak mendapatkan Rp30 juta, dan akan diberikan kepada 2.706 subak,” ujarnya.

Dengan demikian, tambah dia, Pemprov Bali akan mengalokasikan bantuan untuk desa pakraman dan subak mencapai Rp229,18 miliar lebih melalui APBD 2014.

“Sama seperti tahun lalu, bagi desa pakraman dan subak yang berada di bawah desa dinas (yang dipimpin oleh perbekel atau kepala desa), maka kami memakai mekanisme bantuan keuangan khusus (BKK) yang disalurkan lewat rekening desa. Sedangkan yang berada di wilayah kelurahan memakai mekanisme hibah,” ujarnya.

Suastika menambahkan, khusus untuk perbekel atau kepala desa, untuk tahun ini juga dibantu biaya operasional atas pencairan bantuan desa pakraman sebesar Rp6 juta setahun.

“Kami sangat berharap pemanfaatan bantuan desa pakraman disesuaikan dengan kondisi masing-masing desa, dengan tetap berpegangan pada tiga bidang dalam Tri Hita Karana yakni menjaga hubungan harmonis dengan Tuhan (parahyangan), dengan sesama manusia (pawongan) dan lingkungan (palemahan),” katanya.

Terkait “pawongan”, lanjut dia, termasuk juga untuk peningkatan kualitas SDM melalui penyelenggaraan “pasraman” atau pendidikan singkat tentang keagamaan dan adat serta pemberdayaan prajuru (pengurus) desa pakraman.

Suastika juga meminta kepada bendesa (pimpinan desa pakraman) untuk menjelaskan bantuan tersebut serta pemanfaatannya kepada warga desa dalam suatu rapat desa, sehingga mereka mengetahui dan bisa ikut mengawasi penggunaannya.

“Kami ingin bantuan ini secepatnya bisa disalurkan kepada desa pakraman sehingga makin cepat pula masyarakat dapat memanfaatkannya,” harap Suastika. AN-MB