Denpasar (Metrobali.com)-
Berbagai cara dilakukan untuk mencegah bahaya HIV/AIDS dan narkoba khususnya di kalangan remaja. Di Ubud Bali misalnya. Puluhan remaja mengikuti workshop yoga dan pemberdayaan pemuda demi menjauhi penyakit menular itu.

Workshop yoga dan pemberdayaan pemuda ini digelar di Anand Ashram yang berlokasi di Jalan Sriwedari, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Workshop yoga untuk mencegah HIV/AIDS itu diikuti banyak peserta. Mereka datang dari kalangan anak-anak muda yang sejatinya rentan terhadap penularan virus mematikan itu.

Dalam workshop bertajuk “Youth Challenges & Empowerment” itu, para peserta diberikan pengantar sekaligus dilatih dasar-dasar yoga. Selain itu para peserta juga diajak untuk melakukan beberapa permainan ringan dan bernyanyi bersama dengan irama lagu yang riang.

Penyelenggara workshop, Wayan Sayoga menjelaskan, workshop ini digelar agar anak-anak muda memahami dan menjadi sehat secara holistik. Ia juga berharap anak-anak muda menjadi cerdas dan bertanggungjawab serta menyadari potensi sejak dini. Melalui yoga, kata dia, anak-anak tersebut dapat menumbuhkembangkan rasa percaya diri dan memiliki kemampuan tindakan tepat untuk diri mereka.

“Pada akhirnya dapat menjauhi mereka dari pergaulan yang dapat menjerumuskan atau mendekatkan mereka pada penularan virus HIV/AIDS,” papar Sayoga, Selasa 5 Juni 2012.

Pemuda, kata Sayoga, mempunyai energi luar biasa. Jika tidak disalurkan dengan baik, energi tersebut akan menimbulkan ekses negatif seperti perkelahian, pergi ke kafe, minum minuman keras, seks bebas dan lain sebagainya.

“Berlatih yoga diharapkan dapat mencegah semakin banyaknya penderita HIV/AIDS akibat pergaulan yang salah,” katanya.

Para remaja peserta workshop mengaku sangat tertarik dengan kegiatan ini. “Rasanya lebih tenang dibanding sebelumnya. Senang bisa ikut kegiatan ini,” ujar Gusti Ayu Indra Kasih salah seorang peserta.

“Awalnya memang capek, tapi setelah selesai yoga badan jadi segar. Yoga ini membantu saya untuk menyadari badan saya sakitnya di mana. Dengan terus dilatih, akan memperkuat badan dan pikiran kita,” ujar Tara Rafi Yoga, peserta lainnya.

Penderita HIV/AIDS di Bali, imbuh Sayoga, tiap tahunnya menunjukkan angka yang semakin tinggi. “Jadi, workshop ini merupakan mekanisme pencegahan bahaya yang lebih besar,” jelasnya.

Dari data Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), Sayoga menyitir, jumlah penduduk Indonesia yang terifeksi virus HIV/AIDS pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 1,9 juta orang. Setiap satu jam, ulas dia, seorang remaja pemuda di Indonesia terjangkit HIV.

Data lainnya menunjukkan jika Indonesia merupakan negara peringkat ke tiga dunia dalam jumlah perokok dengan peringkat nomor satu jumlah perokok remaja di dunia.

“Dalam sebatang rokok mengandung 4.000 bahan kimia yang 200 di antaranya beracun yang dapat menyebabkan kanker bagi tubuh,” imbuh dia. BOB-MB