Sosialisasi dan Simakrama dengan tema Pembangunan Ekonomi Bali Harus Berdayakan Masyarakat Lokal, di Banjar Kebon, Desa Singapadu Kec. Sukawati, Kab.Gianyar
Gianyar  (Metrobali.com)-

Dalam penyerapan aspirasi dan Simakrama di wilayah Gianyar dan Bangli, Anggota DPR RI, yang juga Caleg PDI-P nomor urut 5, Nyoman Dhamantra mengupas dilema pertumbuhan ekonomi Bali yang terus berkembang pesat, bahkan melebihi pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, pertumbuhan yang terjadi semu, karena tidak membawa dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan harapan hidup masyarakat lokal akibat didominasi oleh pegusaha (luar). Ke depan, pembangunan ekonomi Bali harus menitikberatkan pada pemberdayaan ekonomi krama Bali, berbasis adat, sehingga menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri, dan menghentikan transmigrasi.

‘’Bila ekonomi masyarakat Bali terjaga dengan baik, maka harapan hidup dan pelestarian adat serta budaya Bali akan lebih mudah untuk dilakukan. Akan sangat sulit untuk berbicara  pelestarian adat dan budayaa, bila ekonomi krama Bali masih sulit, yang diikuti dengan kian tingginya warga Bali untuk bertransmigrasi,’’ ujar Anggota DPR RI, Nyoman Dhamantra, Jum’at (7/2) kemarin, memulai Sosialisasi dan Simakrama dengan tema: “Pembangunan Ekonomi Bali Harus Berdayakan Masyarakat Lokal,” di Banjar Kebon, Desa Singapadu Kec. Sukawati, Kab.Gianyar, yang didampingi Caleg PDI-P untuk DPRD Bali, Kadek Diana dan Caleg PDI-P DPRD Gianyar, Ketut Sudarsana.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Desa Singapadu Kadek Sutisna, didampingi Kadus I Gst Ngr. Putu Putra, Kelian Adat Nyoman Mertayasa, Ketua PKK Jero Ketut Suli, dan Ketua STT Komang Adi Sudirja, serta dihadiri ratusan warga. Dalam kesempatan tersebut, Wayan Suteja menanyakan apa yang sudah dilakukan terkait dengan Berjuang Merebut Hak Bali, dan sekaligus strategi dalam menghidupkan (kembali) pengrajin kecil, serta menghidupkan Pasar Desa. Sementara itu, Made Wijana melihat UU Desa yang berpotensi meniadakan peran desa adat/pekraman, serta tidak bebaskan rakyat dari beban budaya, seperti pepeson (sikut satak).

Seraya membagikan Buku Saku: Berjuang Merebut Hak Bali, Nyoman Dhamantra menyatakan, ekonomi Bali dalam beberapa tahun belakangan ini memang mampu tumbuh di atas nasional. Sayangnya pertumbuhan yang tinggi tersebut belum merata dirasakan oleh masyarakat Bali. Bahkan, pertumbuhan tinggi tersebut justru menyebabkan kian tergusurnya krama Bali, dan beramai mendaftar untuk transmigrasi.

‘’Situasi inilah yang mendorong saya mefasilitasi terbentuknya  Forum Perjuangan Hak Bali. Suatu langkah mendasar dalam mengevaluasi tata kelola Pembangunan, dengan
memberikan ruang yang lebih luas bagi masyarakat Bali untuk menggarap berbagai potensi ekonomi lokal yang ada, agar memberikan manfaat bagi kesejahteran rakyat. Berbasiskan pada gagasan otonomi asimetris, bukan simetris seperti diatur dalam UU No. 22 Tahun 1999 jo UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, ataupun UU No. 6 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa, yang melahirkan raja-raja kecil, serta mengabaikan peran masyarakat adat atau pekraman. Karenanya, FPHB mengusulkan adanya Revisi UU Provinsi Bali No. 64 Tahun 1958,” kata Nyoman Dhamantra, menanggapi.

Sementara itu,dalam Simakrama di Wantilan Pura Puncak Bukit Jangkrik, Kelurahan Sampalan, Kec.Gianyar, Kab.Gianyar, yang dihadiri segenap warga dan tokoh masyarakat setempat seperti Bendesa I Wayan Sutama, Kelian Dinas I Nyoman Sutarsana Kelian Adat I  Ketut Suwita, serta Pemangku Pura (Jero Mangku Puncak), Nyoman Dhamantra yang didampingi  Caleg PDI-P DPRD Gianyar, I Wayan Karma, mengajak pemimpin Bali kedepan untuk lebih visioner dalam memikirkan keberlangsungan ekonomi, sosial, budaya dan lingkungaan Bali. “Jangan hanya berpikir untuk kepentingan materi semata dan jangka pendek (5 tahun), atau  masa jabatan saja. Namun harus punya visi dan misi yang jelas dalam membangun kemandirian kebijakan, ekonomi, sosial dan budaya, yang berorientasi kesejahteraan rakyat,” katanya.

Dalam penyerapan aspirasi dan simakrama di Bangli, Sabtu (8/2) di Gedung Serbaguna Banjar Tanggahan Peken, Susut yang dihadiri oleh Perbekel Desa Tiga, I Putu Merta Utama, Perbekel Desa Apuan, Made Arika dan Perbekel Penglumbaran I Wayan Artawan, Caleg PDI-P DPRD Bali Nyoman Budi Utama dan Caleg PDI-P DPRD Bangli, Kadek Satria Yuda. Dalam kesempatan tersebut, Nyoman Dhamantra mengajak masyarakat Bali untuk membekali kemampuan yang cukup untuk bersaing dalam kondisi apa pun, baik di Bali sendiri atau pun ketika bekerja di luar daerah atau luar negeri. “Perlu ditingkatkan pengetahuan, ketrampilan, semangat jengah, gotong royong dan feeling bisnis tinggi dalam penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, ditengah lesunya pariwisata di wilayah Kintamani dan sekitar, serta mempertimbangkan rencana investasi dikawasan mengingat lebih banyak mudarat dari pada manfaatnya,” ajaknya kepada segenap hadirin. RED-MB