Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bangli menilai, salah satu pemicu terjadinya bentrokan berdarah di Kota Bangli pada Selasa (19/7) lalu yang melibatkan massa antarwarga Desa Songan, Kintamani vs warga Kota Bangli, adalah akibat kelalaian aparat dan pemerintah setempat.

 

MENURUT Ketua KNPI Bangli, I Dewa Gde Agung Lindartawan yang dihubungi Metro Bali (MB), aparat dan pemerintah kabupaten lamban mengantisipasi kasus bentrokan antarwarga tersebut, sehingga menyebabkan satu orang warga bernama Jero Slamet alias Jro Wi harus meregang nyawa dan belasan korban luka-luka. Sebelumnya Jro Wi sempat dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar. Namun, akibat luka yang cukup serius, nyawa korban tidak bisa tertolong.

“Semestinya intelijen kepolisian sudah mencium gelagat semacam itu (bentrok massa, red). Tapi yang terjadi, ketika massa menyerbu, baru ada antisipasi dari aparat. Ya, jelas terlambat,” sesal Lindartawan yang juga Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bangli.

Menurut dia, kerusuhan yang berujung pada bentrok fisik antara massa Desa Songan, Kecamatan Kintamani dengan warga kota Bangli, kelihatannya memang sepele, yaitu ketersinggungan anak muda saat nonton pertandingan sepakbola yang berujung pada perkelaian.

Tapi sebenarnya, lanjut LIndartawan, masalah tersebut atau bibit-bibit permusuhan sebenarnya sudah ada jauh sebelumnya, seperti saat pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Bangli 2010 lalu. Ketika itu, sudah ada masalah antara warga Desa Songan vs warga Kota Bangli dan sekitarnya.

“Hanya saja, masalah yang terjadi saat itu bisa diredam, sehingga tidak menimbulkan bentrokan fisik antarwarga. Cuma, penyelesaian masalahnya tidak hanya berhenti sampai disitu, karena masih ada dendam antarwarga. Nah, hal inilah yang tidak dilanjuti dengan mediasi sampai tuntas,” paparnya.

Sebagai warga Bangli, Lindartawan mengaku peristiwa berdarah yang terjadi di Bangli tersebut sangat memalukan, karena pemicunya hanya persoalan sepele yakni ketersinggungan antar anak muda. “Di sinilah semestinya Pemkab Bangli jeli melihat persoalan dan melakukan evaluasi mengenai keberadaan pemudanya, apakah mereka sudah diberdayakan secara optimal atau belum?” demikian Lindartawan.

 

Tim Perdamaian

Sementara itu, pascabentrok massa tersebut, Bupati Bangli Made Gianyar sudah membentuk Tim Mediator Perdamaian. Tim Mediator Perdamaian bentukan bupati itu terdiri dari Sekda Bangli, Asisten I Sekda, Inspektorat, Kesbangpol Linmas dan Bagian Hukum Pemkab Bangli.

Tim Mediator Perdamaian tersebut antara lain bertugas menggali pelbagai akar permasalahan hingga memicu terjadinya bentrok massa. Selanjutnya, Tim Mediator Perdamaian akan membuat draf perdamaian untuk kemudian diserahkan kepada keduabelah pihak yang berseteru, yakni Desa Songan dan Kelurahan Banjar Kawan, Bangli.

Diharapkan dalam waktu sepekan, draf perdamaian tersebut sudah selesai. Selanjutnya, para tokoh masyarakat dari keduabelah pihak yang bertikai akan bertemu untuk menanda tangani surat perdamaian dimaksud. “Kita targetkan delapan hari draf perdamaian sudah selesai, tapi kalau belum bisa ditoleransi hingga 12 hari,” janji Bupati Made Gianyar.

Di tempat terpisah, Ketua DPRD Bangli, Ida Bagus Raka Mudarma menyerukan kepada masyarakat Bangli agar tidak terprovokasi oleh kabar yang tidak jelas dan bertanggung jawab. Karena bisa saja hal itu sengaja dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab yang menginginkan Bangli tidak kondusif.  “Jika menemui hal-hal yang mencurigakan, sebaiknya langsung hubungi dan laporkan kepada aparat kepolisian terdekat,” sarannya.

Dalam pada itu, pascabentrok massa, Polres Bangli telah memeriksa puluhan orang. Menurut Kepala Sub Bagian Humas Polres Bangli, AKP I Dewa Nyoman Rai, pihaknya sudah menetapkan tiga tersangka kasus bentrok massa di Kota Bangli. Ketiga tersangka itu masing-masing berinisial GA, KD dan JA.

Saat berita ini diturunkan, kondisi Kota Bangli sangat kondusif. Sebelumnya, sejumlah toko di sekitar Pasar Bangli dan beberapa sekolah  yang sebelumnya sempat menghentikan aktifitasnya alias tutup, kini sudah buka kembali seperti biasa. (MB-BOY)