Foto: Advokat yang dijuluki Panglima Hukum Togar Situmorang (tengah), Ketua DPW PSI Provinsi Bali I Nengah Yasa Adi Susanto (kiri), Ketua Umum PSI Giri Ganesha (kanan).

Denpasar (Metrobali.com)-

Advokat kondang yang dijuluki Panglima Hukum Togar Situmorang menantang Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Bali I Nengah Yasa Adi Susanto dan Ketua Umum PSI Giri Ganesha untuk debat terbuka.

Tantangan debat terbuka dua lawan satu disampaikan Togar Situmorang merespon pernyataan Adi Susanto yang menyebut Togar Situmorang baperan pasca mengkritisi isi pidato Ketua Umum PSI Giri Ganesha dalam peringatan puncak HUT ke-7 PSI di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta 22 Desember yang pada intinya menyinggung pemimpin pembohong pecatan Presiden Jokowi.

“Saya siap debat terbuka dua lawan satu dengan Adi dan Giring. Ayo dimana, kita tunjukkan ke publik siapa sebenarnya yang baperan dan tidak paham substansi masalah,” kata Togar Situmorang di sela-sela kegiatan refleksi akhir tahun 2021 dan menyambut tahun 2022 bersama tim advokat dari Law Firm Togar Situmorang, Jumat (31/12/2021).

Ia mengingatkan bahwa setiap warga negara punya hak bicara di depan umum yang dilindungi konstitusi UUD Negara Republik Indonesia. “Kita dilindungi konstitusi dalam bicara di muka umum dengan kata-kata santun, dan sopan, bukan dengan kata-kata yang memprovokasi apalagi menuding orang lain. Justru yang tidak ngerti substansi dan baperan adalah Adi Susanto. Malah saya dikomentarin baper. Ini kan namanya mengekibiri hak bicara. Kita jelas melihat siapa yang tidak paham substansi, jangan dibalik-balik,” sambung Togar Situmorang.

Advokat berdarah Batak ini menegaskan kalau memang pidato Ketum PSI Giring Ganesha tidak mengarah pada menyerang seseorang dalam hal ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, justru substansi HUT ke-7 PSI seharusnya substansinya tentang partai, bagaimana kelanjutan partai PSI dan target-target ke depannya.

“Tapi kalau di bicara orang lain, walaupun tidak menyebut nama, itu sudah keluar dari substansi acara HUT. Apalagi sebelum acara itu sudah ada video dari PSI beredar menyebut Anies Baswedan pembohong,” kata Togar Situmorang.

Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta 2024 ini pun mengajak publik melihat kembali sebuah video yang diunggah di akun PSI yang belum lama ini mendadak menjadi ramai dikunjungi warganet. Pasalnya dalam video tersebut, Ketua Umum PSI Giring Ganesha mengeluarkan pernyataan kontroversial yang langsung menuding Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai pembohong.

Dalam video berdurasi 4 menit 54 detik, Giring menyampaikan pesan yang secara lugas menunjuk idung Anies sebagai pembohong.

“Pura-pura peduli, adalah kebohongan Gubernur Anies Baswedan di tengah pandemi dan penderitaan orang banyak. Rekam jejak pembohong ini harus kita ingat sebagai bahan pertimbangan saat pemilihan nanti di 2024,” katanya dikutip dari unggahan video dalam akun Instagram @psi_id.

Berangkat dari adanya video viral itu dan dihubungkan dengan pidato Ketum PSI Giring Ganesha di hadapan Presiden Jokowi saat puncak HUT PSI pada 22 Desember lalu dimana Giring menyampaikan bahwa Inonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong dan juga pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja, Togar Situmorang menilai jelas tudingan itu disampaikan kepada Anies Baswedan.

“Apa yang disampaikan Giring dalam video adalah tuduhan serius kepada Bapak Anies Baswedan yang merupakan Gubernur DKI Jakarta. Pak Anies dikatakan pembohong, intoleran. Kalau Pak Anies intoleran pasti sudah ditangkepin sama polisi karena kan negara ini negara hukum,” ujar Togar Situmorang.

Untuk meluruskan tudingan-tudingan kepada Anies Baswedan dan memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada publik, Togar Situmorang kembali menegaskan siap debat terbuka dangan Adi Susanto dan Giring Ganesha. Apalagi Togar Situmorang merasa punya panggilan hati sebagai seorang yang lahir dan besar di Jakarta untuk ikut berkontribusi memberikan pemikiran dan karya nyatanya untuk ibukota negara.

“Saya kan lahir dan besar di Jakarta tapi memang banyak berkiprah di Bali. Jadi saya boleh dong bicara tentang Jakarta dan menyikapi tudingan kepada Bapak Gubernur DKI Jakarta,” tegas Togar Situmorang.

Ia lantas menyebutkan rakyat Indonesia jelas sudah tahu banyak prestasi seorang Anies Baswedan dalam memimpin sebagai Gubernur DKI Jakarta. Beberapa diantaranya Anies Baswedan mendapatkan penghargaan sebagai Best Governor for Inclusive Economic Growth. Penghargaan ini diberikan oleh Metro TV dalam bingkai acara People of The Year 2021 Metro TV.

Lalu Honorable Mention yang diraih pada Sustainable Transport Award 2020. Penghargaan dari Kemenag untuk Gubernur Anies Baswedan atas Pengembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan di DKI Jakarta.  Penghargaan yang diraih oleh PT Transjakarta sebagai TOP Corporate Performance 2020, TOP CEO in Digital Transformation Chief Executive Officer 2020 dan TOP CIO in Digital Business Process Chief Information Technology 2020.

Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK RI, selama dipimpin Anies laporan keuangan Pemprov DKI meraih predikat WTP selama 3 tahun berturut-turut.  Penghargaan Program Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) dari BNN RI.

Anies juga menjadi Pembina BUMD Terbaik 2020, Top of The Top dalam BUMD Award 2020, Peraih IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia (ICAII) 2020 melalui Jakarta Propertindo (Jakpro), Penghargaan Innovative Government Award (IGA) 2020 dari Kementerian Dalam Negeri RI, Penghargaan TOP Leader on Digital Implementation 2020 dan masih banyak lagi.

“Pak Anies sudah jelas prestasinya, kalau Giring apa? Disini kita sudah cerdas melihat siapa pemimpin yang berkualitas,” pungkas Togar Situmorang.

Adi Susanto Tegaskan Ini

Dalam pemberitaan sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Bali I Nengah Yasa Adi Susanto angkat bicara dengan tudingan dan kecaman yang disampaikan advokat Togar Situmorang terhadap pidato Ketua Umum PSI Giri Ganesha dalam peringatan puncak HUT ke-7 PSIO di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta 22 Desember.

Dalam pemberitaan di media online Bali Netizen, Togar Situmorang menyebut Ketum PSI Giring Ganesha sebagai politisi yang tidak punya etika dan bukan politisi intelektual dengan menyatakan bahwa masa depan Indonesia suram apabila Presiden yang terpilih kedepan adalah sosok pembohong yang pernah dipecat dalam pemerintahan. Bahkan Togar Situmorang menyentil dan menyindir PSI dengan menyebut jangan-jangan masa depan PSI yang suram.

Atas serangan yang disampaikan Togar Situmorang kepada Ketum PSI, Adi Susanto menyampaikan jawabannya di Instragram pribadinya @inengahadisusanto.

“Pernyataan Togar Situmorang yang katanya seorang Panglima Hukum menandakan bahwa dia tidak paham substansi dari pidato Ketum @psi_id bro @giring pada tanggal 22 Desember lalu dihadapan Presiden Jokowi,” tulis Adi Susanto di Instagram pribadinya dalam postingan tanggal 30 Desember 2021.

Lebih lanjut Adi Susanto menuliskan “Ini menandakan juga bahwa @situmorang.togar setuju dan mengamini Indonesia kedepannya boleh dipimpin oleh seorang Presiden yang selalu memainkan isu sara, agama dan RAS demi memenangkan pertarungan politik, setuju kalau Presiden itu boleh seorang Pembohong dan setuju juga kalau seorang Presiden yang punya rekam jejak kinerja buruk hingga harus dipecat oleh pimpinannya.”

Adi Susanto bahkan berharap bisa berdikusi lebih lanjut dengan Togar Situmorang. “Mungkin suatu saat kita bisa berdiskusi dg Bang Togar yang telah memperoleh banyak penghargaan sebagai Panglima Hukum ini. Ditunggu undangannya Bang,” tulis Adi Susanto mengakhiri postingannya.

Sementara itu saat dimintai tanggapan oleh media dan diwawancarai via telepon, Adi Susanto meminta Togar Situmorang dan orang-orang yang mengkritisi pidato Ketum PSI jangancepat  baper atau baw perasaan. “Orang-orang yang mengkritisi dan baperan terhadap pernyataan Ketua Umum PSI Bro Giring Ganesha merupakan orang yang tidak paham terkait isu instansi yang disampaikan di hadapan Presiden Jokowi pada tanggal 22 Desember lalu,” kata Adi Susanto saat dihubungi Jumat (31/12/2021).

“Sebenarnya kuncinya hanya satu aja, silahkan bantah pernyataan itu. Kalau dia membantah berarti orang-orang yang membantah atau membuat statement bernada hinaan kepada Ketua Umum kami berarti dia menyetujui bahwa kelak Indonesia boleh dipimpin oleh orang-orang yang tipikalnya pembohong, tidak punya kompetensi sehingga harus dipecat oleh atasannya karena tidak becus bekerja, memainkan isu sara, agama, dan kepentingan golongan tertentu untuk mencapai cita-cita politiknya,” jelas Adi Susanto yang senada dengan postingannya di Instragram menjawab kecaman Togar Situmorang.

Politisi asal Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem ini lantas menegaskan apa yang disampaikan Ketum PSI dalam pidatonya hanya menyebutkan kriteria seorang pemimpin Indonesia ke depannya yang mengacu kepada tiga kriteria utama yakni bukan pembohong, tidak memainkan isu sara dan punya rekam jejak atau track record yang bagus.

“Jadi simple aja karena Ketua Umum kami tidak menyebutkan Anies Baswedan atau siapapun. Yang disampaikan itu adalah kriteria seorang pemimpin ke depan. Satu, jangan sampai seorang pembohong. Yang kedua jangan yang memainkan isu sara, agama dan politisi agama. Dan yang ketiga harus mempunyai track record yang bagus, bukan yang setelah diberikan kesempatan menjadi menteri atau yang lainnya tapi tidak becus yang akhirnya dipecat. Kalau yang begitu jadi pemimpin kan ngeri kita. Jadi apanya yang salah,” papar Adi Susanto.

Ia pun kembali menyingung soal pernyataan Togar Situmorang yang baginya hanya mencari sensasi dan pecitraan saja. “Saya sampaian stetmen saya di IG dan saya tag Togar. Harapan saya kepada Bang Togar jangan jauh-jauh berkomentar terkait hal yang ada di pusat, di daerah saja. Jangan-jangan hanya karena pencitraan saja, karena tidak ada bahan membuat konten. Itu kami sayangkan. Kalau orang yang terdidik justru stetmennya seperti itu, padahal kita tidak menyebutkan secara spesifik nama siapa,” tuturnya.

“Kalo dia (Togar Situmorang) tidak setuju dengan pernyataan Ketua Umum PSI Giring Ganesha berarti dia setuju bahwa kelak pemimpin itu boleh seorang pembohong, boleh juga seorang yang memainkan isu sara, boleh juga seorang yang tidak becus bekerja. Kan begitu akhirnya. Masak setuju pemimpin pembohong, boleh mainkan isu saja dan tidak becus bekerja?,” pungkas Adi Susanto. (ana)