Klungkung ( Metrobali.com )-
Klungkung jika dikelola dengan serius pasti pembangunan tidak tersendat sendat. Namun, ada banyak proyek tidak pernah serius ditangani, mungkin SDM dan kinerja aparat terkait perlu dipertanyakan. Informasi yang berkembang di bawah Pejabat Pemkab Klungkung tidak sesuai kemampuan  yang mereka punya, inilah penyebab Klungkung perkembangannya mentok.

Di Tahun 2012 ini anggaran akan segera berakhir. Namun di akhir tahun ini banyak proyek yang tak tuntas alias molor penyelesaiannya. Proyek yang tak tuntas itu kebanyakan untuk kepentingan rakyat. Diantara proyek molor yaitu proyek Puskesmas Nusa Penida I, Jembatan Manduang-Aan, pembangunan Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Klungkung, proyek Puskemas Klungkung I dan pembangunan Prasana Pengendalian Banjir (Bronjong) di Kali Unda.

Proyek-proyek tersebut bernilai miliaran rupiah. Selain itu proyek vital yang paling bersentuhan dengan masyarakat, seperti pembangunan pasar Galiran Klungkung yang seharusnya juga sudah selesai tahun ini, akan tetapi masih molor. Sementara Pedagang terpantau semrawut tidak tertata di depan terminal galiran. Selain penjualan yang menurun, situasi hujan juga menyebabkan di depan terminal yang merupakan jalan umum ini tampak kumuh dengan adanya genangan air disejumlah titik.

Dari permasalah itu, sebagian besar pedagang berharap pembangunan pasar bisa diselesaikan dengan cepat, sehingga bisa kembali berjualan di tempat semula. “Bagaimana bisa mendapatkan penghasilan lebih kalau berlomba dengan hujan. Apalagi saya dapat di tempat yang agak becek sehingga susah untuk mengatur penjualan, dulu banyak hasil sekarang sedikit,” kata salah seorang pedagang pakaian, Nyoman Yasa (45) pada. Metrobali.com Kamis (27/12).

Hal yang sama juga disampaikan Yuniari (32) pedagang buah yang juga berjualan bersama pedagang lainnya di depan terminal galiran ini. Dia mengaku susah berjualan di tempat yang sempit, selain itu juga becek di depan lokasi berjualan sehingga menambah berkurangnya pelanggan yang hendak belanja di pasar.

Sementara anggota DPRD Klungkung, Wayan Budha Parwata yang sebagai Sekretaris Komisi B, mengatakan sudah mewanti-wanti kepada pihak yang mengerjakan proyek ini. Dia mengaku tidak akan menerima alasan apapun dari pihak proyek. Yang jelas proyek sudah disetujui berarti siap untuk dikerjakan. Kaitan dengan pembangunan pasar yang paling berimbas.

Dikatakan, kontraktor terlalu banyak alasan. Mulai dari minimnya tenaga kerja, bahan baku, hujan. “ Itu merupakan alasan yang klasik, dan DPRD sendiri tidak mau alasan seperti itu, “ kata Buda. Selain menyangkut kontrak, juga yang terpenting adalah kebutuhan vital masyarakat. utamanya masalah pasar dan rumah sakit yang memang harus segera diselesaikan. Apalagi di musim penghujan ini. Selain penyakit cepat beredar dengan adanya pedagang yang semrawut juga dari segi penghasilan pedagang turun drastis. “Terminal kita juga dibuat macet dengan adanya keruwetan ini,” ucapnya.

DPRD sendiri mengakui kenyataanya proyek-proyek tersebut pasti tidak akan selesai. Dan kosekuensinya jelas, ada tanggungan tertentu yang harus dilakukan pihak kontraktor. “Para rekanan bandel seperti ini, dan orangnya itu-itu saja, saya rasa pemilik kegiatan tidak perlu diberi kegiatan lagi sehingga tidak ada keterlambatan ditahun mendatang,” ujarnya. SUS-MB