Jembrana (Metrobali.com)-

Bupati Jembrana, I Nengah Tamba menghadiri undangan Sosialisasi Pembangunan Krematorium Kabupaten Jembrana Tahun 2022 dan Persiapan Kunjungan Gubernur Bali bertempat di Setra Desa Adat Pekutatan, Rabu (5/1).

Hadir dalam acara ini, Sekda, asisten 2, Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Staf ahli Bidang Ekonomi Pembangunan dan Keuangan, Staf Ahli Bidang Hukum, politik, dan pemerintahan, Kadis PUPRPKP, Plt. Kadis Parbud, Camat Pekutatan, Majelis Desa Adat Kabupaten dan Desa, PHDI Kabupaten dan Desa, Jero Bendesa dan perangkat Desa, Prebekel, Kelian, pemangku Desa adat, pecalang, dan perangkat terkait di desa adat Pekutatan.

Sebelum pertemuan berlangsung diawali terlebih dahulu dengan kegiatan persembahyangan oleh Bupati dan pihak desa di Pura Dalem Desa Adat Pekutatan agar apa yang akan direncanakan, yaitu pembangunan krematorium dapat berjalan dengan lancar.

Ini adalah pertemuan keempat dalam rangka mempertegas pembangunan krematorium di desa adat Pekutatan semoga berjalan lancar, ujar I Komang Wiasa selaku Staf Ahli dalam pengantar acara.

Bupati, I Nengah Tamba mengatakan dalam pembangunan krematorium nantinya akan di pergunakan untuk membantu meringankan beban umat dalam melaksanakan prosesi pengabenan. Jangan ada bisnis dalam hal ini. Tetapi kalau menjual banten itu adalah wajar, ungkap I Nengah Tamba.

Desa Pekutatan ini akan sangat mulia sekali jika dapat membantu seluruh warga Jembrana yang sekiranya dengan keterbatasan dalam hal biaya, keterbatasan waktu, ataupun keluarga dapat melakukan pengabenan dengan krematorium nantinya. Dipilihnya Desa Pekutatan untuk dibangun krematorium ini salah satunya adalah kedepannya Pekutatan akan dirancang sebagai destinasi wisata baru. Sehingga berimbas pada tempat krematorium ini akan juga menjadi tujuan wisatawan untuk menyaksikan prosesi tesebut. Tentu hal ini akan menjadi penghasilan buat desa adat (BUPDA), nah hasil inilah akan disisihkan untuk membantu masyarakat desa yang melakukan pengabenan yang tidak mampu dalam hal biaya misalnya 3 juta bisa di gratiskan, sehingga tidak ada kesan pengelola krematorium berjualan sorga (ajang bisnis), tegas I Nengah Tamba.

Penghasilan akan didapat dari penjualan makanan dan minuman, sarana upakara, parkir,  dan wisatawan yang hadir menyaksikan prosesi krematorium tersebut sehinga ekonomi masyarakat desa akan bergerak, kata Bupati. Untuk pertama kalinya nanti akan ada pendampingan dari pemda agar dipastikan berjalan dengan baik yang selanjutnya akan diserahkan kepada Desa untuk mengelolanya. Tentu nantinya akan selalu dipantau agar semua dapat berjalan sesuai fungsinya, tutur I Nengah Tamba.

Dengan bantuan BKK Provinsi Bali sebesar Rp. 13.484.580.000,- (Tiga belas milyar empat ratus delapan puluh empat juta lima ratus delapan puluh ribu rupiah) pembangunan krematorium ini akan dibangun sangat lengkap, tertata, dan memberikan pelayanan yang baik, ungkap Bupati sambil melakukan beberapa koreksi terhadap rancangan penataan krematorium nantinya agar sesuai dengan kaidah dan estetika.

Tidak lupa Bupati juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Gubernur Bali atas nama pemerintah kabupaten dan warga masyarakat khususnya Desa Adat Pekutatan atas bantuan biaya pembangunan krematorium ini. Dan menyampaikan kepada warga yang hadir untuk menyabut Bapak Gubernur yang akan diundang hadir tanggal 12 Januari 2022 ini untuk meninjau lokasi dan juga menyerahkan bantuan krematorium ini juga sekaligus penyerahan bantuan rehab pura Jagatnatha sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah). Tentunya kita harus berterima kasih kepada Bapak Gubernur atas segala bantuannya kepada Jembrana, ungkap I Nengah Tamba.

Setelah acara berlangsung, Bupati langsung melakukan peninjauan ke lokasi bersama dinas terkait dan Pihak Desa Adat sesuai dengan rancangan gambar perencanaan krematorium yang sudah dibuat.

Ditemui setelah acara Jero Bendesa Desa Adat Pekutatan, Jero I Made Ariyasa, menyapaikan ucapan Terima kasih mewakili warga Desa Adat Pekutatan kepada Bapak Bupati dan Bapak Gubernur Bali atas bantuan pembangunan krematorium, seperti yang tertuang dalam nangun sat kerti loka Bali, pada atma kerti dalam meringankan beban masyarakat saat ada upacara kematian, semoga berjalan lancar, baik, dan rahayu.

Terkait tanggapan warga desa atas pembangunan krematorium ini sangat setuju, melalui pertemuan-pertemuan dan sosialisasi di Banjar dan Desa, masyarakat Desa Adat Pekutatan sangat mendukung pembangunan krematorium, kata I Made Ariyasa.(RED-MB)