Bangli (Metrobali.com)-

 Untuk mensukseskan kawasan kaldera Kintamani sebagai salah satu jaringan Geopark dunia, Pemerintah Kabupaten Bangli melalui Bagian Administrasi Pemerintahan Umum, Selasa (3/7) menggelar Rapat Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) dengan materi sosialisasi Geopark Kintamani. Acara yang di gelar di Wantilan Desa Tradisional Penglipuran, dibuka oleh Bupati Bangli I Made Gianyar, SH.,M.Hum, dengan narasumber, Achyaruddin, SE.,M.Sc, Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif dan Evan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Muspida Kab Bangli, Pimpinan SKPD Kab Bangli, tim pengelola Geopark Batur dan pelaku pariwisata Bangli.
Direktur Pengembangan Wisata Achyaruddin menjelaskan, Geopark merupakan kawasan geografis dimana situs-situs warisan geologis menjadi bagian dari konsep perlindungan, pendidikan dan pembangunan berkelanjutan secara holistic. Pengembangan Geopark berpilar pada tiga aspek, yakni aspek perlindungan dan konservasi, Aspek pendidikan dengan menyelenggarakan kegiatan dan menyediakan informasi kepada publik tentang pengetahuan geosains serta konsep lingkungan dan budaya serta aspek pengembangan nilai ekonomi lokal melalui kegiatan pariwisata (geotorism) berkelanjutan.
Dikatakan juga, sampai dengan tahun 2012 Global Geopark Network sudah memiliki 89 anggota dari 27 negara di dunia, dimana Cina sebagai Negara anggota GGN terbanyak degan 26 global geopark. Keuntungan dari Geopark Kaldera Batur jika menjadi anggota GGN-Unesco antara lain, terpromosikan secara internasional melalui bendera Unesco tanpa harus mengeluarkan pembiayaan besar, menarik investor luar negeri jika geopark Kaldera Batur telah resmi go-internasional, baik dari aspek konservasi, pendidikan maupun pariwisata.
Meskipun suatu daerah memiliki warisan geologi bernilai internasional di dunia, daerah tersebut tidak bisa menjadi geopark global jika tidak mempunyai rencana pembangunan berkelanjutan bagi orang-orang yang tinggal disana. Pengembangan bisa dalam bentuk pariwisata berkelanjutan, misalnya pengembangan jalur pejalan kaki atau bersepeda, pelatihan pemandu bagi masyarakat setempat, mendorong dan penyedia akomodasi untuk mengikuti best practice internasional dalam pelestarian lingkungan. “karena gepark menggunakan azas “bottom up” artinya diperlukan dukungan atau usulan masyarakat setempat,”ucapnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Bangli Made Gianyar menekankan, agar pimpinan SKPD terkait, Tim Geopark Batur, dan tokoh masyarakat pelaku pariwisata  bisa memahami apa itu geopark, serta tugas dan fungsinya dalam mengembangkan kawasan geopark Kaldera Batur. Selain juga sebagai persiapan untuk menyambut kedatangan tim Advisory Mission yang akan memberikan saran-saran dalam pembangunan Geopark batur pada 16 Juli mendatang,” katanya.
Sementara itu Plh. Sekda Bangli Bagus Rai Dharmayuda mengatakan, keberhasilan Geopark Kaldera Batur masuk sebagai anggota Global Geopark Network di bawah bendera Unesco, sangat tergantung pada manajemen dan perencanaan yang baik, serta mampu memenuhi persyaratan seperti memiliki ahli geologi, memiliki Peta Geopark Kaldera Batur yang jelas, hubungan Geopark Geologi dengan budaya masyarakat dan paritisipasi masyarakat untuk menjaga keberadaan Geopark serta memiliki informasi yang jelas tentang Geopark Kaldera Batur. “Ini yang sedang kita mantapkan, menyambut kedatangan Asesor Unesco untuk menilai Geopark Kaldera Batur pada pertengahan Juli mendatang, tandasnya. HB-MB