Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Provinsi Bali meraih penghargaan dari Organisasi Kesehatan Dunia serta Organisasi Pertanian dan Pangan karena dinilai berhasil menurunkan kasus penularan rabies pada manusia dan hewan.

“Badan PBB di bidang kesehatan (WHO) dan bidang pangan serta pertanian (FAO) melihat kasus rabies di Bali menurun secara signifikan dan ini belum pernah terjadi di dunia internasional,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali I Putu Sumantra di sela-sela penyerahaan penghargaan itu di Denpasar, Jumat (12/4).

Oleh sebab itu, kedua badan itu memberikan penghargaan terhadap upaya yang telah dilakukan Pemprov Bali.

Acara ini dihadiri langsung perwakilan WHO untuk Indonesia Graham Tallis dan perwakilan FAO untuk Indonesia James McGrane. Acara tersebut sekaligus dirangkaikan dengan pencanangan vaksinasi massal rabies tahap IV.

Sumantra menyampaikan bahwa sejak Juli 2012 hingga saat ini sudah tidak ditemukan lagi kasus rabies pada manusia. Secara kumulatif dari awal terjangkitnya rabies sampai Juli 2012 tercatat total kasus 145 orang.

“Di mana-mana kasus rabies sebenarnya sangat sulit dikendalikan, namun di Bali dapat dilaksanakan dengan baik berkat kerja sama berbagai pihak. Upaya-upaya yang telah kami lakukan ini terus dimonitor oleh dunia internasional hingga akhirnya Bali berhasil penghargaan ini,” ujarnya.

Bahkan beberapa negara, ucap dia, juga telah melihat secara langsung dan belajar tentang penanganan rabies dari Bali.

“Penurunan kasus rabies tidak terlepas dari upaya terintegrasi dan kerja sama yang telah kita lakukan. Contohnya pemberian serum antirabies akibat gigitan anjing sudah sangat menurunkan jumlah kasus rabies,” katanya.

Tahun ini, kata Sumantra, baru ditemukan tiga kasus rabies pada anjing. Itupun sudah berdasarkan pemantauan yang sangat ketat. Dengan sistem terintegrasi, begitu terdengar temuan kasus, langsung dilaporkan dan anjing diobservasi untuk selanjutnya diperiksa di Balai Veteriner.

Ia mengestimasi total populasi anjing di Bali hingga saat ini sejumlah 350 ribu ekor. Anjing dan hewan penular rabies (HPR) lainnya itulah yang akan disasar melalui program vaksinasi massal tahap IV.

“Kami akan sasar sebanyak-banyaknya pada vaksinasi yang diadakan hingga Juli 2013. Kalau ternyata masih ada yang tersisa belum tervaksin, setelah itu akan kami lakukan penyisiran kembali,” ujarnya.

Sumantra menyebutkan populasi anjing tertinggi terdapat di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung yang mencapai di atas 50 ribu ekor. Populasi terkecil ada di Kabupaten Klungkung yang berkisar 5.000-6.000 ekor.

Acara ini juga dihadiri oleh Plt Sekretaris Daerah Provinsi Bali Wayan Suasta yang juga berkesempatan langsung memvaksin anak anjing didampingi oleh Sumantra dan perwakilan WHO serta FAO. Pencanangan vaksinasi massal diakhiri dengan pelepasan secara simbolis para petugas lapangan yang akan memvaksin.

Perwakilan FAO dan WHO menyerahkan penghargaan tersebut kepada Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada tempat berbeda karena saat acara dilangsungkan Pastika berhalangan hadir. INT-MB