Gianyar (Metrobali.com)-
Ketersediaan air bersih yang memadai merupakan hal yang sangat penting bagi Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata dunia. Pesatnya perkembangan pariwisata di kawasan Sarbagita (Denpasar Badung Gianyar dan Tabanan) belakangan menimbulkan defisit kapasitas air minum. Untuk itu, melalui sinergi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dirancang pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Bali Selatan.

Untuk tahap awal mulai dibangun Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Petanu yang peletakan batu pertamanya dilaksanakan pada Selasa (4/9) oleh Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak didampingi Sekda Provinsi Bali Made Djendra yang mewakili Gubernur Bali. Peletakan batu pertama juga disaksikan Wakil Bupati Badung, Denpasar, Buleleng, Gianyar dan Jembrana. IPA Petanu direncanakan mampu menghasilkan 300 liter/detik dengan alokasi 150 liter/detik untuk Denpasar, 100 liter/detik untuk Badung dan 50 liter/detik untuk Gianyar

Gubernur Bali dalam sambutan yang dibacakan Sekda Made Djendra menyambut positif mulai dibangunnya IPA Petanu. Menurutnya, program pengembangan SPAM Regional Bali Selatan ini akan menjawab persoalan defisit kapasitas penyediaan air yang belakangan mulai terjadi khususnya di kawasan Bali Selatan. “Program ini diarahkan untuk memaksimalkan pemanfaatan air permukaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” imbuhnya.

Diuraikan Gubernur, Pengembangan SPAM Regional Bali Selatan akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan. Diawali dari bagian Timur Bali melalui SPAM Petanu dengan kapasitas 300 liter/detik. Dilanjutkan pada tahap kedua yaitu SPAM Penet yang rencananya mulai dibangun pada tahun 2013-2014 mendatang dengan kapasitas 300 liter tiap detik. Pada tahap selanjutnya akan dibangun SPAM Unda dan SPAM Ayung dengan kapasitas masing-masing 1.000 liter/detik dan 1.800 liter/detik. “Untuk SPAM Unda dan Ayung rencanakan mulai dibangun tahun 2016-2025. Pendanaan untuk program pengembangan SPAM Regional Selatan dilakukan secara bahu membahu antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota terkait dan juga pimjaman dari JICA.

Pembangunan IPA Petanu dialokasikan anggaran sebesar Rp. 335,71 milyar. Dana tersebut merupakan sinergi antara pemerintah pusat sebesar Rp. 83,23 milyar, APBD Provinsi Bali sebesar Rp. 126,48 milyar dan kontribusi dari kabupaten/kota terkait sebesar Rp. 125 milyar. “Dana dari provinsi dimanfaatkan untuk pembebasan lahan dan jaringan distribusi utama. Selanjutnya kabupaten/kota terkait mengembangan jaringan hingga ke rumah-rumah penduduk,” imbuhnya. Gubernur berharap, pengembangan SPAM Regional Bali Selatan ini mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat dan juga wisatawan yang banyak berkunjung ke Pulau Dewata.

Sementara itu, Wamen PU Hermanto Dardak menegaskan bahwa pengembangan SPAM Regional Bali Selatan yang diawali dengan pembangunan IPA Petanu merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan akses aman air minum bagi Bali. Ditambahkan Dardak, pesatnya perkembangan sektor pariwisata berdampak pada makin tingginya kebutuhan air bersih. Alhasil, belakangan Bali mulai mengalami defisit ketersediaan air bersih utamanya di kawasan Sarbagita. Melalui pengembangan SPAM Regional ini, Dardak berharap persoalan ketersediaan air bisa teratasi.

Secara nasional, tambah Dardak, akses aman air minum Daerah Bali saat ini telah mencapai 70,03 persen. “Dibandingkan daerah lain sebenarnya sudah cukup baik karena sudah mendekati rata-rata Millennium Development Goals (MDGs) sekitar 88,8 persen,” imbuhnya. Idealnya, kata Dardak, Bali bisa mencapai akses aman air minum hingga 80 persen. Hal ini terkait dengan pentingnya keberadaan Bali sebagai salah satu pintu gerbang utama Indonesia. Selain itu, Bali juga menjadi tempat pelaksanaan berbagai event internasional. Karena itu, pemerintah pusat memberi perhatian pada upaya penyediaan air bersih bagi Bali. Dardak berharap, program pengembangan SPAM Regional Bali Selatan bisa menjawab kebutuhan Bali akan ketersediaan air bersih yang memadai. GAB-MB