Denpasar (Metrobali.com)-

Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali hanya memiliki empat orang tenaga pendamping usaha mikro kecil dan menengah.

“Kami saat ini hanya memiliki empat orang tenaga ‘bussines development services provider’ (BDSP) yang bertugas mendampingi UMKM. Jumlah tersebut sangatlah minim,” kata Kepala Bidang Bina UMKM Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, Ni Nyoman Widarti, di Denpasar, Sabtu (13/7).

Menurut dia, jumlah tersebut tentunya tidak sebanding dengan UMKM yang ada di Pulau Dewata, yakni sebanyak 262.037 unit.

Pihaknya berupaya untuk menjaring para profesional sehingga berminat membantu para pengusaha tersebut.

Akibat dari minimnya tenaga pendamping bagi sektor usaha itu menimbulkan permasalahan yakni sulitnya memasarkan produk dengan baik.

“Apabila tenaga pendamping tersebut jumlahnya ideal, masalah pemasaran dan keterbatasan SDM (sumber daya manusia) bisa teratasi,” ujarnya.

Dia mengatakan, sampai sekarang cukup banyak UMKM di Pulau Dewata yang hanya bisa memproduksi tanpa mengetahui arah pemasaran yang baik.

Hal itu dipengaruhi minimnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh pelaku usaha tersebut.

“Kondisi tersebut memicu sejumlah pengusaha menyerahkan produksi ke luar daerah sebab bianya lebih murah dan bahan bakunya memadai,” ucapnya.