air minum

Jakarta (Metrobali.com)-

Badan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) diharapkan dapat menarik investor yang benar-benar berkualitas guna memaksimalkan pelayanan air minum kepada masyarakat di berbagai daerah di Tanah Air.

“Melalui pendampingan yang dilakukan BPPSAM, diharapkan akan ada investor yang dapat diajak bekerja sama,” kata Direktur PDAM Kabupaten Serang, Achmad Rifai dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (20/2).

Menurut dia, saat ini PDAM Kabupaten Serang tengah mengupayakan percepatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Cibaja dengan kapasitas 280 liter per detik yang meliputi Kecamatan Cimande, Bandung, Kibin, dan Jawilan.

Ia mengungkapkan bahwa untuk proyek SPAM Cibaja ini sebenarnya telah banyak investor yang sudah menyatakan ketertarikan atau minatnya untuk bekerja sama dalam proyek tersebut.

“Namun yang tahu bibit, bebet, dan bobotnya adalah BPPSPAM. Kami berharap BPPSPAM dapat memberikan masukan investor mana yang memiliki kemampuan terutama dari segi finansial,” ujar Rifai.

Sementara itu, Sekretaris BPPSPAM Rina Agustin Indriani menyarankan agar Kabupaten Serang memiliki kebijakan strategi daerah yang dituangkan dalam peraturan bupati sebagai payung aturan bagi daerah dalam menyusun kebijakan terkait air minum.

Sebelumnya, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) membantu upaya efisiensi PDAM di berbagai daerah guna meningkatkan kinerja dan pelayanan di Indonesia.

“Semakin tinggi kinerja PDAM maka semakin baik pelayanannya, khususnya pelayanan untuk rumah tangga berpenghasilan rendah,” kata Direktur Pengembangan Air Minum Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochammad Natsir dalam lokakarya “Roadmap Efisiensi Energi PDAM” di Kemenpupera, Jakarta, Rabu (11/2).

Ia mengemukakan, permasalahan dalam penyediaan air minum saat ini antara lain masih rendahnya cakupan pelayanan air minum, yang secara nasional pada 2014 baru mencapai 70,05 persen.

Pemerintah telah menetapkan target yang ingin dicapai yaitu sebesar 100 persen penduduk Indonesia terlayani akses air minum pada akhir 2019.

Berdasarkan hasil analisis penilaian kinerja PDAM yang dilakukan oleh Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air minum tahun 2014, hanya 182 PDAM dari sebanyak 359 PDAM yang ada di Tanah Air yang berstatus sehat.

Selebihnya adalah 103 PDAM yang berstatus kurang sehat dan 74 PDAM berstatus sakit.

Menurut dia, penyebab utama masih belum optimalnya kinerja PDAM adalah inefisiensi pengelolaan SPAM antara lain karena pengeluaran biaya yang tinggi.

Sementara itu, Wakil Direktur USAID Indonesia Derrick Brown mengatakan, jika efisiensi energi dapat diterapkan akan meningkatkan kesempatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendapatkan manfaat air minum yang disediakan PDAM. AN-MB