Foto: Acara peluncuran buku Moderasi Beragama 3 bahasa (bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Mandarin) yang dirangkai dengan International Seminar & Expose on Religious Harmony, di Swiss BelHotel Rainforest Kuta Bali, Selasa, 8 Desember 2021.

Denpasar (Metrobali.com)-

Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI (Kemenag) meluncurkan buku Moderasi Beragama 3 bahasa (bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Mandarin) yang dirangkai dengan International Seminar & Expose on Religious Harmony dengan tema “DIPLOMASI MODERASI BERGAMA UNTUK PERDAMAIAN DUNIA: Peran Strategis Indonesia dalam Mempromosikan Moderasi Beragama di Tingkat Global” di Swiss BelHotel Rainforest Kuta Bali, Selasa, 8 Desember 2021.

Acara dibuka Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Achmad Gunaryo dengan dihadiri sejumlah duta besar negara seperti Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket, Duta Besar Amerika Serikat diwakili Greg Bauer, Duta Besar Tiongkok, Duta Besar Mesir, Perwakilan Konjen Negara-negara Sahabat, Perwakilan Majelis-majelis Agama, Ormas Keagamaan, Lembaga Keagamaan di Provinsi Bali, Para Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Achmad Gunaryo menjelaskan Buku Moderasi Beragama ini sejatinya berisi spirit nilai-nilai kearifan Indonesia yang meramu, meracik, keberagaman yang ada di Indonesia dan sampai saat ini masih menjadi sebuah bangsa yang rukun, damai dan toleran.

Dikatakan melalui berbagai forum dunia Indonesia bisa menjadi contoh dalam mengembangkan moderasi beragama untuk menciptakan kerukunan, harmoni sosial diantara masyarakat yang beraneka ragam dan perdamaian dunia. “Moderasi beragama bukan hanya kebutuhan masyarakat Indonesia tapi sudah menjadi kebutuhan dunia seluruhnya,” tegas Achmad Gunaryo.

Dalam tingkat global melalui momentum setelah Indonesia menerima estafet Presidensi G-20 Indonesia memiliki peran strategis baik baik di tingkat regional, kawasan dan global. “Indonesia sebagai negara Muslim terbesar dalam G-20, penting mengambil peran prakarsa untuk menciptakan perdamaian antar-negara, terutama di dunai Islam yang mengalami krisis serius, selain peran ekonomi yang bisa membawa dampak positif bagi kepentingan nasional Indonesia,” terang Achmad Gunaryo.

Kementerian Agama RI telah menyusun untuk pertama kalinya Buku Moderasi Beragama pada tahun 2019. Tujuan penyusunan buku ini sebagai panduan kebijakan mengarusutamakan cara beragama yang moderat, sebuah istilah yang menjadi lawan kata dari ekstremisme.

Moderasi beragama telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yang disusun oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melalui Perpres 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024, dinyatakan bahwa Program Prioritas memperkuat moderasi beragama yang bertujuan untuk mengukuhkan toleransi, kerukunan dan harmoni sosial, menjadi tanggung jawab Kementerian Agama. Moderasi beragama dapat menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi kebudayaan dalam memajukan sumber daya manusia Indonesia.

Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket, mengapresiasi terbitnya buku Moderasi Beragama 3 bahasa ini khususnya bahasa Inggris agar bisa ikut menyuarakan perdamaian di dunia. Kedubes Tiongkok juga mengapresiasi Moderasi Agama 3 Bahasa ini khususnya yang berbahasa Tiongkok agar bisa dipahami oleh masyakat terkait nilai-nilai kearifan yang ada di Indonesia.

Apreasiasi serupa juga datang dari Duta Besar Amerika Serikat (AS) diwakili Greg Bauer yang menyatakan sudah menunggu lama hadirnya terjemahan buku Moderasi Beragama yang berbahasa Inggris. Sebenarnya pihak Kedubes AS sudah mengetahui keberadaan buku ini setahun sebelumnya dan menunggu bukunya hadir dalam bahasa Inggris agar bisa disebarkan lebih luas lagi.

Para Kedubes berharap dalam setiap event internasional buku Moderasi Beragama 3 bahasa ini hadir dan menjadi salah satu alat untuk spirit perdamaian yang bisa disuarakan di tingkat global. (wid)