Moskow/Washington (Metrobali.com)-

Amerika Serikat memberikan jaminan resmi kepada Rusia untuk tidak mengeksekusi atau menyiksa Edward Snowden jika dia diekstradisi guna menghadapi pengadilan atas tuduhan membeberkan rahasia negara.

Sementara itu pihak Kremlin menyatakan bahwa Rusia dan sejumlah badan keamanan AS tengah membicarakan nasib mantan kontraktor intelijen AS yang telah terkatung-katung di Bandar Udara Moskow selama lebih dari sebulan.

Rusia sebelumnya telah menolak untuk mengekstradisi pria berusia 30 tahun yang membocorkan sejumlah program pengintaian rahasia AS lewat telepon dan data internet itu. Rusia kini tengah mempertimbangkan permohonan suaka sementara yang telah dilayangkan Snowden.

Dalam dokumen yang dirilis pada Selasa dan Jumat (26/7), Jaksa Umum AS Eric Holder menulis bahwa dia berusaha untuk mementahkan berbagai anggapan atas apa yang terjadi pada Snowden jika dia dipulangkan ke AS.

“Snoden telah mengajukan permohonan suaka sementara di Rusia atas dasar ancaman bahwa jika dia kembali ke AS maka dia akan disiksa dan menghadapi hukuman mati, yang merupakan sebuah argumen yang tidak berdasar” tulis Holder.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan FSB Rusia dan FBI AS tengah menegosiasikan nasib Snowden, yang karena keberadaannya di Bandara Sheremetyevo Moskow telah mereganggkan hubungan AS dan Rusia.

Presiden Vladimir Putin telah menegaskan bahwa apapun yang terjadi dalam sengketa tersebut diharapkan tidak memperburuk hubungan kedua negara.

“Presiden Putin sendiri tidak terlbat langsung dalam masalah ini,” tegas Peskov.

Tetapi sebelumnya dia telah menekankan bahwa Rusia tidak pernah menyerahkan seseorang dan tidak akan melakukannya.

Putin yang merupakan mantan intelijen KGB mengatakan bahwa Snowden dapat diberikan perlindungan di Rusia jika dia mau menghentikan aksi yang mengganggu Amerika Serikat.

Seorang pejabat penegak hukum AS mengonfirmasi bahwa FBI dan FSB tengah mendiskusikan masalah Snowden selama beberapa waktu tetapi dia mengaku bahwa belum ada perkembangan berarti dari negosiasi tersebut.

Para pendukung Snowden khawatir jika dia akan bernasib sama seperti Prajurit Satu Bradley Manning, seorang tentara AS yang diadili karena memasok dokumen untuk WikiLeaks.

Dalam penangkapannya, Manning ditempatkan di sel pengasingan hingga 23 jam lamanya dengan petugas yang mendatanginya selama beberapa menit.

“Penyiksaan bertentangan dengan hukum di Amerika Serikat,” kata Holder tanpa menjelaskan kasus Manning.

“JIka dia kembali ke Amerika Serikat, maka Snowden akan segera dibawa ke pengadilan sipil,” tulisnya.

Snowden telah ditawari suaka oleh tiga negara Amerika Latin tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang memiliki penerbangan langsung ke Moskow, yang merupakan tempat terakhir Snowden ditahan setelah terbang dari Hongkong pada 23 Juni.

Paspor Snowden sendiri telah dicabut oleh Amerika Serikat. (Antara/Reuters)