Jembrana (Metrobali.com)-

Kedapatan banyak los di Pasar Melaya yang pindah tangan dan tutup membuat Bupati Jembrana I Putu Artha kesal. Ia menilai pengelolaan pasar oleh pihak Perusda Jembrana dan Kepala Pasar melaya tidak professional.

Tidak itu saja, dalam sidak, Sabtu (6/7) juga ditemukan banyak toko tutup hingga berbulan-bulan dan media jalan padat oleh pedagang. Juga oleh pemiliknya disewakan kembali kepedagang lain.  “Kalau sampai tiga bulan tidak buka, cabut saja ijinnya, alihkan kepedagang yang baru” Ujar Artha, kepada Direktur Perusda I Wayan Wasa dan Kepala Pasar Melaya I Kade Nirta yang ikut mendampingi.

Selanjutnya Artha meminta pihak Perusda dan Kepala Pasar untuk segera mendata jumlah pedagang. Bagi yang tidak berjualan selama berbulan-bulan dilakukan evaluasi dan bila membandel ijinnya dicabut. “Kalau ini dibiarkan, lama-lama pasar bisa menjadi sepia tau berubah menjadi rumah kost“ Ujarnya.

Sementara, salah seorang pedagang los menuturkan, dirinya menyewa los kepada pemilik los sebesar Rp.1,5 juta pertahun. Selain itu juga dikenakan retribusi harian dan sewa tanah Rp.3 ribu perbulan.

Kepala Pasar Melaya I Kade Nirta mengatakan pihaknya sudah berulang kali memberikan tegoran kepada setiap pedagang yang tidak berjualan, bahkan hingga memanggilnya, namun tetap tidak dihiraukan.

Artha yang saat itu didampingi Kadis Perindagkop Made Ayu Ardini dan Kadis PU Gusti Putu Mertadana juga menyampaikan rencana akan melakukan perbaiki pasar Melaya. Sehingga lebih nyaman dan bersih. “Bukan disini saja, tapi diseluruh pasar tradisional sebagai solusi dari pengendalian pasar modern berjaringan“ Pungkasnya. MT-MB