Hasto-Kristiyanto

Denpasar (Metrobali.com)-

Sekjen PDIP Hasto Kristianto saat ditemui di DPD PDIP Bali, Sabtu (19/9) mengatakan, pihaknya akan melakukan tindakan tegas dengan memecat tiga kader PDIP di Bali yang mencalonkan diri menjadi bupati dan wakil bupati di 6 kabupaten dan kota di Bali.

Pemecatan dilakukan lantaran kader tersebut dicap membelot karena mencalonkan diri dengan kendaran atau partai lain di Pilkada serentak yang akan digelar pada tanggal 9 Desember 2015 mendatang.

“Surat pemecatan itu sudah ditandatangani oleh Ibu Ketua Umum DPD PDIP Megawati Soekarno Putri. Dan surat tersebut juga sudah diserahkan ke DPD Bali. Tentang bagaimana mekanisme penyerahan surat tersebut, silahkan tanya kepada Ketua DPD PDIP Bali,” kata Hasto.

Sementara itu, Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster menolak diwawancara oleh media terkait pemecatan tiga kader PDIP Bali yang mencalonkan diri dari partai lain.

Untuk di Bali sendiri, ada tiga kader PDIP yang membelot dan mencalonkan diri dengan partai lain. Mereka adalah I Made Arjaya, kader militan PDIP yang sebelumnya menjadi Ketua Komisi I DPRD Bali. Saat ini Made Arjaya maju menjadi Calon Walikota Denpasar dari Koalisi Bali Mandara (KBM) yang terdiri dari Demokrat, Golkar dan PKS. Dalam pencalonan ini, Made Arjaya berpasangan dengan AA Ayu Rai Sunastri.

Kedua, IGA Mas Sumantri. Perempuan asal Karangasem ini merupakan anggota DPRD Kabupaten Karangasem dan merupakan kader senior PDIP Kabupaten Karangasem. Mas Sumantri mencalonkan diri diusung oleh Koalisi Karangasem Hebat (KKH) yang dimotori oleh Nasdem, PKPI dan Hanura kemudian didukung oleh Demokrat. Mas Sumantri berpasangan dengan Wayan Artha Dipa seorang birokrat senior di Karangsem.

Ketiga, I Wayan Sarjana. Sarjana adalah Sekretaris DPC PDIP Kabupaten Tabanan Bali. Sarjana maju menjadi calon Bupati Tabanan dari Koalisi Rakyat Tabanan (KRT) yang terdiri dari Demokrat, Gerindra, PKPI, Golkar dan Nasdem. Sarjana berpasangan dengan IB Astawa Merta dari Demokrat.

Menurut Hasto, pemecatan itu sudah merupakan sanksi tegas dari partai. Ini bukan sebuah sikap otoriter, tetapi sudah merupakan penegakan disiplin partai dimana lebih mengedepankan sikap kolektifitas dan gotong royong, tidak berdasarkan kepentingan individu.

Menurut Hasto, Dalam AD/ART PDIP, dikatakan akan memerangi paham individualisme dan mengedepankan paham gotong royong. Sementara kader-kader yang dipecat dinilai lebih mementingkan individualisme. Bahkan, surat itu sudah ada sebelum para kader secara resmi mengumumkan pencalonan dirinya.

“Sebelum bukti material berupa surat pemecatan, keputusan memang sudah ada untuk memecat kader yang mencalonkan diri dari partai lain di Bali,” demikian Hasto Kristianto. SIA-MB