Denpasar (Metrobali.com)-

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Bali meminta para rektor dan pimpinan perguruan tinggi swasta tidak hanya mengejar keuntungan finansial semata dalam mengelola lembaga pendidikan.

“Pimpinan perguruan tinggi jangan sekadar mencari profit atau keuntungan karena pada dasarnya perguruan tinggi itu organisasi nirlaba. Semestinya dapat mendidik anak bangsa menjadi cerdas, bukan mendidik menjadi plagiat dan hal-hal yang tidak baik,” kata Ketua APTISI Bali Prof Gede Sri Darma di Denpasar, Selasa (14/5).

Menurut dia, seharusnya perguruan tinggi dapat menyiapkan dosen dan prasarana yang baik supaya mampu menghasilkan lulusan yang bisa bersaing di tataran internasional.

“Namun, realitanya masih banyak dosen yang tidak menguasai iptek dan tidak bisa berbahasa asing, serta enggan untuk menambah pengetahuan baru,” kata Rektor Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar itu.

Sri Darma juga mencontohkan banyak dosen yang lebih gemar membaca koran yang isinya kriminal dan hal-hal yang tidak perlu berpikiran ruwet, yang dianaogikan sama dengan levelnya bacaan tukang bakso.

“Mestinya bacaan dosen itu yang skalanya menganalisis dan aktif mencari informasi penting di internet serta bertaraf internasional sehingga lulusan yang dihasilkan tidak mudah dibodohi oleh luar negeri,” katanya.

Pihaknya mengajak para dosen supaya dapat menghasilkan lulusan yang bisa bersaing secara internasional, sejalan dengan upaya menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN 2015.

“Jangan lagi menunda-nunda karena karena 2015 itu sudah sangat dekat dan mari bersama-sama meningkatkan kualitas di tengah persaingan era global,” ujarnya.

Di Bali terdapat 54 perguruan tinggi swasta yang mayoritas berakreditasi B, yang artinya kata Sri Darma sudah memenuhi standar pendidikan nasional, hanya sedikit program studi yang sudah akreditasinya A. INT-MB