Keterangan foto: Ny. Putri Koster sangat mengapresiasi peluncuran buku ‘Puitika Tari (1-5)’ yang ditulis oleh Prof. I Wayan Dibia, bertempat di Sanggar Geoks, Singapadu, Gianyar, pada Rabu (22/12)/MB

Gianyar (Metrobali.com) –

Ny. Putri Koster sangat mengapresiasi peluncuran buku ‘Puitika Tari (1-5)’ yang ditulis oleh Prof. I Wayan Dibia, bertempat di Sanggar Geoks, Singapadu, Gianyar, pada Rabu (22/12).

Dalam kesempatan tersebut, sebagai salah seorang praktisi seni, pendamping orang nomor satu di Bali itu benar-benar mengapresiasi upaya Prof. Dibia dalam melestarikan kesenian dan kebudayaan Bali. Ia pun mengatakan jika melalui penerbitan kumpulan buku ini sebagai salah satu upaya melestarikan sekaligus meregenerasi kesenian dan kebudayaan Bali.

“Saya kenal beliau sejak masih muda, sejak menari ‘kecas-kecos’ secara energik menarikan Hanuman. Sekarang ketika usia sudah bertambah, fisik sudah tidak seenergik dulu lagi, namun dedikasi beliau untuk seni dan budaya tetap membara. Melalui buku-buku ini, beliau tidak hanya menulis, namun juga meregenerasi anak-anak muda dan melestarikan taksu kita di Bali,” jelasnya pada kesempatan yang turut juga dihadiri oleh Prof. Bandem beserta para seniman, budayawan dan sastrawan.

Berangkat dari kecintaannya kepada seni dan budaya Bali, serta kiprahnya di dunia seni selama ini, ia pun menyampaikan hasratnya dalam pengabdian seni dan budaya Bali. Dilanjutkannya, saat ini Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster tengah merancang Pusat Kesenian Bali (PKB) yang akan berdiri di lahan seluas 329 hektar dengan 15 panggung kesenian dan 12 museum tematik bertaraf internasional. “Kelak tempat itu akan menjadi wadah kita dalam berkarya dan melestarikan kesenian. Mari kita bersiap mulai sekarang, sehingga nanti ketika PKB berdiri, maka kita masyarakat Bali yang akan menjadi tuan rumah serta mengisi pnggung tersebut,” harapnya.

Selain itu, Ny. Putri Koster juga menambahkan, dedikasinya untuk seni dan budaya tidak hanya di sana. Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa selama ini dia merasa ada ketimpangan pelestarian dan penguatan seni di Bali. Menurutnya seni modern dan kontemporer belum mempunyai tempat yang luas, untuk itu tercetuslah idenya untuk menyelenggarakan Festival Seni Bali Jani (FSBJ). Dalam FSBJ ia berharap agar kesenian seperti musikalisasi puisi, kesenian kontemporer, book fair, pameran perupa, teater hingga musik berbagai genre bisa ambil bagian dalam perhelatan tersebut.

Ke depan, Ny. Putri Koster pun mengatakan bahwa Gubernur Bali Wayan Koster dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali ingin menjadikan Bali yang modern, terbuka dan dinamis pada dunia serta perkembangan zaman namun tetap berlandaskan, taksu, seni dan budaya Bali. “Kita ingin agar modernitas dan jati diri masyarakat Bali bisa berjalan seimbang. Sudah saatnya nanti pariwisata kita untuk pelestarian seni dan budaya Bali, bukan kebudayaan yang didorong untuk memenuhi keinginan pariwisata,” tandasnya.

Sebelumnya Prof. I Wayan Dibia mengatakan bahwa acara peluncuran dan bedah buku kali ini bertujuan juga untuk merayakan hari jadi ke-17 sanggar Geoks, selain juga dalam upaya mengisi waktunya berdedikasi kepada dunia seni dan budaya, di tengah kondisinya tidak seenergik dulu lagi dalam menari.

Ia mengatakan Puitika Tari (1-5) berisi lima buku-buku kecil dengan judul berbeda yaitu; Ungkapan Tari Bali, Nawa Natya 9 Tari Pilihan, Puitika Tari 3, Pengakuan dan Kesaksian Hanoman, Gurat Garis Penari Baris, dan Nyanyian Penari Senja. Melalui buku-buku ini ia berharap bisa memberikan informasi multidimensional tentang dunia tari dan sastra.

Pada kesempatan sore itu, Ny. Putri Koster juga berkesempatan membacakan Puisi karya Prof. I Wayan Bandem yang berjudul ‘Pejuang Legong’. Puisi ini didedikasikan untuk penari Legong, yang dengan wajah cantiknya terus berkarya dan berdedikasi untuk tarian Legong. RED-MB