Karangasem, (Metrobali.com) –

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karangasem, I Ketut Sedana Merta akhirnya buka suara menanggapi keluhan aktivitas truk pengangkut material galian C yang dinilai mengganggu kenyamanan pariwisata.

Menurut Sedana Merta terkait dengan persoalan tersebut memang seharusnya segera dicarikan solusi namun tatap agar kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan.

Baginya, antara pariwisata dan material keduanya adalah potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Karangasem. Sehingga alangkah bagusnya apabila kedua potensi tersebut bisa sama – sama jalan tanpa ada yang harus dirugikan nantinya.

“Andai salah satunya dihentika, sudah barang tentu Karangasem akan kehilangan potensi, jadi baiknya kita harus bersanding dan cari jalan terbaiknya,” kata Sedana Merta.

Peran material disamping sebagai potensi yang dimiliki Karangasem juga turut berperan penting dalam pembangunan di Bali. Seperti pengalaman ketika erupsi, sempat dihentikan namun akibatnya pembngunan tidak jalan untuk mendapatkan pasir harus membeli keluar Bali tentu saja dengan harga yang lebih mahal.

Memang tidak dipungkiri, untuk dijalur Sidemen, kerap kali terjadi kemacetan yang disebebkan oleh truk parkir dipinggiran jalan, baik itu berhenti mendinginkan ban atau berhenti untuk membeli makanan.

Disinilah perlu difikirkan untuk mecarikan solusi agar truk tidak lagi parkir dibahu jalan agar tidak menimbulkan kemcetan misalnya dengan cara membuatkan kantong – kantong parkir yang disesuaikan dengan jarak tempuh waktu truk untuk berhenti atau beristirahat.

Hanya saja kembali apakah ada lahan untuk membuat kantong parkir tersebut karena membutuhkan lahan yang cukup luas.

“Ini harus difikirkan bersama, Desa adat bisa juga buatkan lahan parkir nanti kita bantu regulasinya, nanti dikantong parkir bisa juga diarahkan pedagang agar berjualan disana sehingga tidak ada lagi truk parkir dipinggir jalan,” terang Sedana Merta.

Disisi lain, pihak terkait juga hendaknya ikut melakukan penertiban seperti penertiban truk yang memakai knalpot suara bising, karena suara yabg dihasilkan juga cukup mengganggu kenyamanan warga dan wisatawan terutama saat melintas pada malam hari.  (SUA)