Jembrana (Metrobali.com)
Gubernur Bali Wayan Koster berencana bakal membangun industri motor bertenaga baterai (motor listrik) dan panel tenaga surya untuk energi listrik di Kabupaten Jembrana.
Wacana industri ramah lingkungan yang akan dikerjasamakan melalui Perusda Bali ini mendapat dukungan dari anggota DPRD Jembrana. Namun beberapa diantaranya dengan catatan.
Salah satu anggota dewan yang memberikan dukungan dengan catatan datang dari Partai Demokrat, Wayan Wardana.
Kepada Metrobali, ia mengaku sangat mendukung rencana Gubernur Bali untuk membawa investor ke Jembrana. Terlebih untuk mendorong kemajuan pertumbuhan ekonomi masyarakat Jembrana.
“Saya sangat mendukung, tapi harus ada kajian jelas. Lalu, apa yang diterima masyarakat Jembrana. Jangan sampai malah nantinya pmasyarakat Jembrana menjadi penonton” ujar Wardana.
Ketua DPC Partai Demokrat ini juga meminta agar lokasi yang akan digunakan untuk industri dilakukan kajian mendalam sehingga pemanfaatan bisa dinikmati masyarakat.
Karena dari wacana akan menggandeng pihak Perusda Bali, ia memperkirakan lokasi yang akan digunakan dengan memanfaatkan lahan aset dibawah pengelolaan Perusda Bali seperti Unit Perkebunan Pulukan di Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan dan Unit Perkebunan Sangiang di Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya.
Dari dua lokasi itu, Wardana meminta supaya tidak menggunakan lahan Unit Perkebunan Sangiang di Desa Candikusuma. Karena lahan dengan perkebunan pohon kelapa ini sudah dikelola dengan baik dan menghasilkan.
Berbeda menurutnya dengan lahan di Pekutatan, yang mana sudah pernah dibabat untuk perkebunan karet, namun tetap gagal memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Saran saya lebih baik menggunakan lahan yang ada di Pekutatan. Jangan mengusik Perkebunan Sangiang yang sudah dikelola dengan baik” tandas politisi asal Desa Tuwed, Kecamatan Melaya ini.
Pertimbangan lainnya kata Wardana, Perkebunan Sangiang di Candikusuma belum pernah dialihfungsikan dan manfaatnya sudah dirasakan warga sekitar.
Wardana memberikan contoh pemanfaatan lahan bagi warga sekitar, yang mana menurutnya warga kerap mencari rumput sebagai pakan sapi karena sebagian besar warga sekitar memeliha sapi.
“Dulu pernah ada wacana akan digunakan untuk PLTS dan tambak udang, tapi ditolak warga. Apalagi waktu itu tidak dibarengi dengan kajian akademis” ujarnya.
Warga setempat kata Wardana tidak mau berpolemik dan adanya kegagalan seperti di Perkebunan Pekutatan. “Saran saya jangan merusak yang sudah baik. Perusda Bali juga sudah diuntungkan dari pengelolaan kebun kelapa di Perkebunan Sangiang” pungkasnya. (Komang Tole)