Anggota DPR RI Wacanakan Pemindahan Ibu Kota Provinsi Bali
Amlapura (Metrobali.com)-
Anggota DPR I Gede Sumarjaya Linggih melontarkan wacana pemindahan ibu kota Provinsi Bali dari Denpasar ke Kubu, Kabupaten Karangasem, untuk mempercepat pemerataan pembangunan di Pulau Dewata.
“Selama ini pembangunan di Bali terpusat di selatan. Perlu upaya pemerataan dan satu-satunya cara adalah pemindahan ibu kota provinsi dari Denpasar ke Kubu,” kata politikus Partai Golkar yang akrab dipanggil Damer itu di Amlapura, Kabupaten Karangasem, Senin (22/7).
Ia melihat di Bali timur dan utara masih banyak masyarakat miskin akibat lapangan pekerjaan masih terpusat di Bali selatan.
“Ini bentuk ketidakadilan. Akan berdosa jika pemimpin tidak mampu memberikan keadilan dan pemerataan dalam pembagunan,” katanya di sela-sela merayakan kemenangan pasangan Cagub-Cawagub Bali terpilih Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta.
Oleh sebab itu, dia juga mendukung kebijakan Pemprov Bali yang mengeluarkan moratorium pembangunan hotel di wilayah selatan yang meliputi Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.
“Kalau pembangunan hotel tidak distop maka investor pasti akan membagun hotal di lokasi itu-itu saja,” ujar politikus asal Kabupaten Buleleng itu.
Damer juga menyoroti fasilitas dan pelayanan kesehatan yang masih minim di wilayah timur dan utara.
“Seharusnya perlu ditata lagi. Fasilitas kesehatan di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar biar dibangun oleh swasta, sedangkan pemerintah konsentrasi saja di timur dan utara,” katanya.
Soal pemindahan ibu kota provinsi, dia mengusulkan pelibatan investor sehingga pemerintah tidak banyak mengeluarkan dana.
“Tanah di Kubu itu bisa dikaveling-kaveling. Sebagian di antaranya dijual kepada pengembang,” katanya.
Untuk gedung-gedung pemerintahan di Kota Denpasar yang tidak terpakai, dia mengusulkan untuk dijual.
Pemindahan ibu kota provinsi, lanjut dia, juga bisa mengurangi kemacetan arus lalu lintas di kawasan selatan.
“Semua orang tahu kemacetan menimbulkan kerugian ekonomis yang tidak sedikit,” kata Damer mengingatkan.
Untuk mewujudkan hal itu, dia meminta pemerintah mulai sekarang membangun infrastruktur di wilayah timur dan utara.
Usulan Damer mendapat sambutan positif dari Wakil Bupati Karangasem I Made Sukarena.
“Malah di Kubu banyak lahan yang masih kosong,” katanya.
Menurut dia, yang paling mendesak dilakukan saat ini adalah pembangunan jalan kembar dari Pelabuhan Padangbai menuju Kubu dan Singaraja, Kabupaten Karangasem. AN-MB
27 Komentar
Pindahang ke Banyuwangi dogen sekalian….
Masak sebatas ento dogen pemikiran anggota DPR pusat dalam rangka memeratakan pembangunan…? Kude lakar perlu biaya untuk membangun infrastruktur sebuah ibukota? Dije lakar ngalih pipisne? Kenken kesiapan lingkungan sekitar dalam hubungan dg rencanane ento?
Sing luungan investore ane nagih reklamasi ento malu giring kemo?
Aruh…
Tidak perlu uang , kalo kantor gubernur dan dinas2nya diperlukan 300 hektar maka bebaskan 1000 hektar maka yg 700 ha harganya akan naik bisa lebih 10 kali lipat , nah inilah yg dijual utk membiayai membangun kantor , dan juga aset kantor yg ditinggalkan didenpasar bisa di sewakan, malah pemerintah mendapat PAD yg nambah
Lanjutkan…biarkan anjing menggonggong, pembangunan jalan terus…mai bee.. !!!
Apa ini si DEMER…jd anggota DPR gk ada kontribusinya buat BALI..meju malu MER..!!
@ganaz,,,awak pcundang pegigisin koar2 , semblih ndas ci nyanan,,
Bungut memunyi sing kene pajak,ape gen Dadi orahang ,bedik memunyi bedik pelihne
Jangan donk baru sebatas ide , langsung dimatikan ,seolah olah pengalihan wacana reklamasi , apakah kalo ada wacana reklamasi terus selama itu tidak boleh ada ide? Saya berpendapat ,karena ada fakta bahwa pembangunan dibali sangat pesat di selatan , begitu juga pertumbuhan sangat pesat di selatan , utk pemerataan pertumbuhan ada baiknya dipikirkan pemindahan yg menyebabkan pertumbuhan tinggi tersebut di pindahkan ,salah satu penyebab pertumbuhan adalah kantor provinsi, dalam ide saya utk memindahkan kantor provinsi ini , tidak ada kepentingan pribadi saya, hanya ingin sharing ide , saya membayangkan , kalo bisa terwujud maka akan terjadi pemindahan penduduk kira 100 000 jiwa , maka kota denpasar akan lebih nyaman bagi penduduknya , karena berkurangnya kemacetan , pemakaian air bawah tanah berkurang , sampah berkurang ,banjir juga , daan tingkat kriminilitas juga akan menurun, sedangkan kota kubu akan menggeliat. ,rumah sakit akan dibangun sehingga akses masyarakat dikubu terhadap kesehatan lebih cepat, pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi, perguruan tinggi juga akan mulai ada di kubu, saya mohon tolong diberikan ide atau dikritisi kira2 apa kerugian dari pemindahan kantor gubernur ini , saya mohon dengan hormat jangan mengkritisi pencetus ide tapi cobalah mengkritisi ide tersebut dan apakah masyarakat ada yg dirugikan , atau ada yg masyarakat di untungkan ……kalau sebatas wacana saja sudah tidak boleh ….. Pasti tidak ada study kelayakan dan sudah pasti tidak akan terwujud ,
proyek ne…..
Maksud pak Demer masyarakat karangasem apang nyak mulai jatuh “cinta” jak pak Sumarjaya Linggih dlm rangka pemilu legislatif 2014.
Pemerataan pembangunan daerah Bali seyogyanya dikedepankan karena jika ini terwujud paling tidak untuk mengurangi harus urbanisasi dari desa kekota dan dari kota ke kota yang lain , tersedianya lapangan kerja , terhindarnya harus kemacetan disuatu daerah akan bisa dikurangi , tidak harus kota provinsi dipindahkan melainkan dengan dukungan infra struktur jalan,air bersih, penerangan yang tersedia maka potensi SDA dan SDM digali,dibangkitkan,diunggulkan sesuai ciri khas/karakter daerah masing-masing sehingga memiliki daya tarik,pesona tersendiri, Jika masing-masing daerah di Bali bisa menyungguhkan daya tarik / pesonanya tanpa diundangpun investor akan datang dengan sendirinya, sukseme .
ide yg bagus, salah satu langkah utk memeratakan pembangunan di bali jgn hny semua numpuk di bali selatan, pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pariwisata, jd klo bgini langkahnya ,,,LANJUTKAN,,!!!!!!
Ide luung ne pank ink pembangunanr ngumplek di badung dogen jak denpasar…de ye ngakitan jak politik dogen…pidan lakar maju baline ye saling gutgut dogen…
saya sangat setuju dengan pemikiran rare sakit…pemindahan ibu kota provinsi itu tidak perlu mengingat luas bali ndak lah begitu luas untuk pemerataan lebih baik pemerintah sekarang lebih fokus untuk membangun infrastruktur yang mendukung untuk pengembangan wilayah yang dirasa kurang merata….saya hampir tiap minggu mancing di daerah kubu..pantai dan pemandangan disana sangat bagus klo pemerintah mau datangkan investor untuk pembangunan hotel atau villa disana klo bisa sistemnya bagi hasil tanahnya jgn dijual dikontrakkan saja
Terlalu…!!! ada yg bawa gorengan bandara… ada gorengan otsus… yah demi media massa yg hanya mmeliput wacana nyeleneh… media massa jadi disstributor utama gorengan…hahaha
wacana tanpa kajian yang jelas, buat bingung rakyat…pemindahan ibukota provinsi tidak segampang membalikkan tangan,masalahnya sangat komplex, cari ide yang lebih cemerlang untuk memeratakan pembangunan bali utara,selatan, timur dan barat, ide nya jangan dibawa ke politis persiapan Caleg DPR-RI th.2014 pak demer
Jangan selalu mengaitkan ide dengan pencalegan , tapi tolong berikan masukan dampak buruknya
Jangan donk baru sebatas ide , langsung dimatikan ,seolah olah pengalihan wacana reklamasi , apakah kalo ada wacana reklamasi terus selama itu tidak boleh ada ide? Saya berpendapat ,karena ada fakta bahwa pembangunan dibali sangat pesat di selatan , begitu juga pertumbuhan sangat pesat di selatan , utk pemerataan pertumbuhan ada baiknya dipikirkan pemindahan yg menyebabkan pertumbuhan tinggi tersebut di pindahkan ,salah satu penyebab pertumbuhan adalah kantor provinsi, dalam ide saya utk memindahkan kantor provinsi ini , tidak ada kepentingan pribadi saya, hanya ingin sharing ide , saya membayangkan , kalo bisa terwujud maka akan terjadi pemindahan penduduk kira 100 000 jiwa , maka kota denpasar akan lebih nyaman bagi penduduknya , karena berkurangnya kemacetan , pemakaian air bawah tanah berkurang , sampah berkurang ,banjir juga , daan tingkat kriminilitas juga akan menurun, sedangkan kota kubu akan menggeliat. ,rumah sakit akan dibangun sehingga akses masyarakat dikubu terhadap kesehatan lebih cepat, pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi, perguruan tinggi juga akan mulai ada di kubu, saya mohon tolong diberikan ide atau dikritisi kira2 apa kerugian dari pemindahan kantor gubernur ini , saya mohon dengan hormat jangan mengkritisi pencetus ide tapi cobalah mengkritisi ide tersebut dan apakah masyarakat ada yg dirugikan , atau ada yg masyarakat di untungkan ……kalau sebatas wacana saja sudah tidak boleh ….. Pasti tidak ada study kelayakan dan sudah pasti tidak akan terwujud ,
Kisī bhī sam’māna bud’dhimāna pravacana kō hala karanē mēṁ mērā bhā’ī, kisī kō āhata nahīṁ dvārā, kyā rājā nē kahā
Saudara yang ku hormati bijaksanalah dalam menyelesaikan setiap wacana, bukan dengan cara menyakiti seseorang, apa lagi raja berkata
Itu bartu sebatas wacana,,,, bagaimana realisasinya????? Kalau menurut saya sih Itu ide yang bagus,,,,,,,,, yang penting pemerataan pembangunga bisa di realisasikan,,,,,,,
Pencitraan buat 2014…, sing ade ape de…!!!!
Saya kira pemindahan Ibu Kota bukan sebuah solusi
solusi yg terbaik adalah pembangunan bandara yg baru tepatnya harus antara Buleleng dan Karangasem ( kalau dibarat saya kira kurang tepat )
Dengan Bandara itu nantinya akan ditunjang dgn pembangunan infrastruktur , sehingga para Investor akan melirik untuk berinvestasi disana. Ada Hotel, Restaurant, Cafe dll dekat bandara,,
Makanya buat pemerintah kalau memang betul mau pemerataan PERJUANGKAN ITU, Astungkara
Secara teknis karena di timur terlalu dekat dengan gunung berapi , yg mana sering terjadi gempa vulkanik maka di khawatirkan terjadi pergeseran landasan , menurut saya sebaiknya di kubutambahan , memang kalo dibarat kurang menyentuh terhadap sentra penduduk kurang mampu dibali
Gde sumarjaya linggih
July 30, 2013 – 8:05 PM
Bandara baru di buleleng saya wacanakan dari tahun 2000 waktu itu ditulis di balipost oleh wartawan gus alit , caba check kebeliau , tapi waktu itu dianggap tabu karena belum mendesak kebutuhan terhadap bandara baru, kalo sekarang bandara buleleng sudah menjadi keharusan karena , airport ngurah rai dengan hanya satu runway dan 38 parkir pswt maka hanya bisa nampung pergerakan penumpang kira2 18 juta penumpang , ini dengan kondisi kenaikan penumpang 15% pertahun maka akan full capacity pada tahun 2018 , kalo tidak ada airport baru maka akan terjadi , tiket pesawat terbang akan mahal sekali , hotel2 akan perang tarif karena kebanyakan hotel, suksme pak laskar tiwas atas kebesaran hatinya utk bisa menghragai sebuah ide, iya mengenai pendidikan , seharusnya didaerah selatan sudah tidak boleh ada izin pendidikan baru , sehingga swasta mau kedaerah utara atau timur maupun barat
Putry Bencong@ bes merekak bungut ci’ne nagih nyembelih wake…cuiiihh melape tebel kulit cai’ne..baang alamat ci’ne,mai duel yen saje ci teguh dadi jeleme bencong….cuuuiiiihhhh…!!
@ganaz,,awak sube pecundang siepang bungute,,,percuma sapi virus antrax, ngk laku,,,,tangkilin malu rajamu, pang suud bendu, nak nu dadi wagub kanti melantik gub baru, iringang melancaran yen sube sger uli rsj,,jeg itep uyut gen milu,,,
Putry bencong@ kuang getok bungut cine,kenken cai tagin alamat sg bani..mule cai dasar bencong,bungut gen sbo koarkoar…getap,getep butuh cine sumpangan dikupinge….cuuuuhhh…!!
Saya kira ga perlu sampai pemindahan ibukota pak DEMER, mungkin yang perlu dibangun Pusat bisnis, sekolah universitas Negeri, jalan jalan, Pasar ato cocoknya pelabuhan dll.