Denpasar (Metrobali.com)-

Anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Provinsi Bali Kadek Arimbawa siap menindaklanjuti aspirasi masyarakat atas wacana reklamasi Teluk Benoa, Kabupaten Badung, untuk kepentingan pariwisata.

“Semua aspirasi dari adanya wacana itu saya tindaklanjuti, tetapi itu ‘kan baru wacana,” katanya saat meninjau pembangunan tol Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua di Denpasar, Senin (1/7).

Pihaknya siap menampung aspirasi elemen masyarakat Pulau Dewata, baik dari lembaga swadaya masyarakat maupun kalangan eksekutif terkait adanya wacana reklamasi untuk membuat pulau baru di perairan Tanjung Benoa, Kabupaten Badung.

“Nanti ada beberapa LSM yang mengajukan aspirasinya ke lembaga kami dan saya tampung itu. Baru kemudian saya akan kumpulkan dan mengundnag menteri terkait untuk membicarakan hal itu,” ucap senator yang juga seniman yang akrab dipanggil Lolak itu.

Meski demikian, pihaknya belum bisa menolak atau menerima hal itu mengingat baru sebatas wacana namun ia siap melawan apabila proyek reklamasi itu benar-benar terwujud karena menurutnya reklamasi dikhawatirkan menciptakan masalah.

“Apabila air dalam ember dituangkan batu, maka akan meluap tetapi meluapnya tidak di sana tetapi meluap di tempat lain,” ujarnya memberikan pengandaian.

Dia berjanji saat masa reses nanti pada tanggal 10 Juli akan melakukan tatap muka dengan elemen masyarakat untuk menampung aspirasi.

“Tanggal 10 Juli saya reses, saya lihat dulu wacana itu dari mana, saya siap melawan apabila itu terjadi (reklamasi),” tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya salah satu investor dalam negeri dikabarkan berniat ingin membuat reklamasi di kawasan perairan Tanjung Benoa.

Pemerintah Provinsi Bali saat ini masih mengkaji adanya wacana untuk melakukan reklamasi di kawasan Teluk Benoa yang banyak diincar investor karena memiliki nilai tinggi sebagai kawasan wisata baru.

“Mari kita kaji dulu, lebih baik kita dengar mau membuat apa, itu saja belum kita tahu,” kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Sabtu (29/6).

Pihaknya tidak bisa serta merta langsung melakukan penolakan terkait adanya wacana tersebut mengingat adanya desakan dari beberapa pihak yang menginginkan agar orang nomor satu di Pulau Dewata itu harus menolak rencana tersebut.

“Lebih baik dengar dulu apa yang ingin dibuat, jangan serta merta menolak. Kalau ternyata bagus, tidak merusak Bali, menguntungkan, adat dan budaya dan masyarakat Bali tetap terjaga, bisa menyejahterakan masyarakat, kenapa tidak?,” ucap Mantan Kepala Polda Bali itu. INT-MB