Depasar (Metrobali.com)-

Anggota DPD RI dari daerah pemilihan Provinsi Bali I Kadek Arimbawa meminta kelanjutan proyek geotermal tidak dipaksakan karena harus disesuaikan dengan sosial budaya masyarakat.

“Tolong disesuaikan dengan sosial budaya Bali dulu, walaupun program itu bagus bagi pusat, kawasan suci tetap dipertahankan,” katanya di Denpasar, Rabu (3/7).

Menurut dia, kelanjutan proyek panas bumi itu juga harus memperhatikan aspirasi masyarakat di Pulau Dewata karena dinilai tidak sesuai dengan konsep sosial dan budaya.

Pihaknya beberapa waktu lalu sempat menemui PLN Distribusi Bali untuk menanyakan solusi mendapatkan energi listrik selain geotermal.

“Beberapa waktu lalu saya sempat mengadakan komunikasi dengan PLN Bali, tidak harus geotermal,” ucap senator yang akrab disapa Lolak itu.

Dia mengungkapkan bahwa solusi yang bisa dilakukan sesuai dengan penjelasan pihak PLN, yakni mengganti bahan bakar dari solar ke gas yang menghasilkan energi lebih besar yakni sekitar 15 mega.

Selain itu, diusulkan adanya pergantian mesin karena mesin pembangkit selama ini masih keluaran tahun 1976.

“Solusi ketiga, adanya kabel laut Jawa-Bali,” ucapnya.

Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik berniat akan tetap melanjutkan proyek panas bumi yang telah lama mangkrak di kawasan Bedugul Kabupaten Tabanan.

“Iya (geotermal akan dibangun, red.), karena kita butuh energinya, butuh listrik,” katanya saat memantau pencairan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) Senin (24/6).

Politikus kelahiran Singaraja itu optimistis terhadap kelanjutan proyek panas bumi tersebut meskipun telah lama terhenti pembangunannya.

Meskipun terdapat sejumlah penolakan, politikus Partai Demokrat itu mengemukakan bahwa penolakan tersebut merupakan hal yang sudah lama dan saat ini sudah tidak ada.

Mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata itu mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan langkah-langkah persuasif sehingga bisa mewujudkan proyek geotermal tersebut.

Dengan adanya geotermal tersebut, Pulau Dewata diharapkan bisa mendapatkan tambahan listrik berkapasitas 150-200 megawatt dengan kebutuhan listrik saat ini sekitar 600 megawatt dan pada masa mendatang sekitar 1.000 megawatt. INT-MB