Denpasar (Metrobali.com)-

Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum tak ingin kader-kadernya memiliki rasa takut. “Kalau takut pulang, tidur di rumah. Masuk Partai Demokrat, putus saraf takut itu. Politisi harus putus saraf takut itu,” kata Anas, saat memberi pembekalan pada pelatihan kader Sahabat Gede Pasek Suardhika di Buleleng, Bali, Jumat 6 Juli 2012.

Ia mengatakan, rasa takut yang membuat seseorang menjadi peragu. Untuk itu, selayaknya rasa takut itu tak boleh dipelihara dalam berpolitik.  “Yang membuat rasa ragu, was-was, maju mundur, tidak tenang, keringat dingin karena belum putus saraf takutnya. Jam terbang menjadi penting,” kata dia.

Pentingnya diputus saraf takut itu, menurut Anas, karena dalam memimpin atau menjadi seorang politisi maka akan menemui batu terjal.  “Akan penuh tantangan, ujian, hambatan, rongrongan, fitnahan, rumor, serangan, dan banyak lagi yang lainnya,” ucap Anas.

Kendati begitu, Anas meminta agar kadernya tak pernah gentar menghadapi cobaan. Jika lulus dari ujian itu, katanya, maka ia berkeyakinan Partai Demokrat akan semakin kuat dan besar.  “Jangan pernah takut. Kita punya keyakinan bahwa partai kita yang akan menentukan masa depan Indonesia,” tegas dia.

Untuk itu, Anas meminta agar kadernya, jika diibaratkan sebagai ayam, maka harus menjadi ayam petarung.  “Ibarat ayam, harus jadi ayam petarung. Jangan ada satu pun kader Partai Demokrat jadi ayam sayur. Maaf, ayam betina juga bisa jadi petarung,” imbuhnya.

Kata Anas, banyak godaan dalam memimpin dan menjadi politisi. “Godaannya mulai dari angin sepoi-sepoi, puting beliung, topan, badai, tapi kalau kita punya keyakinan angin-angin itu akan pergi,” tutur Anas.  Pada

Pemilu 2009 lalu, Anas bercerita, banyak yang menganggap aneh atas perolehan suara Partai Demokrat. “Ada yang bilang aneh, ganjil dan mempertanyakan. Kok ada partai yang suaranya naik tiga kali lipat begitu. Pikirannya yang ngeres. Saya katakan, kalau rakyat mau, jangankan tiga kali lipat, empat, lima, bahkan tujuh kali lipat. Itu kehendak, mau dan harapan rakyat yang diterjemahkan memilih Partai Demokrat, agar Pak SBY punya kendaraan sendiri yang cukup,” ujar dia.

Tahun 1999, imbuh Anas, suara PDIP naik 10 kali lipat dibanding Pemilu 1997. Anas mengajak kepada kader Partai Demokrat agar tak mau dipecundangi oleh partai politik lain. “Banyak opini dari partai lain. Masa depan kita mau dicuri oleh partai yang lain. Jangan mau masa depan kita dicuri. Tapi kalau suara yang lain mau diserahkan ke kita, mari kita terima,” tutup dia.  “Langit di Bali akan makin membiru dengan kebersamaan, dan warna merah itu pelan-pelan akan memudar,” ucap Anas yakin. BOB-MB