Denpasar (Metrobali.com)-

Demokrat Bali melalui Ketuanya, Made Mudarta menegaskan bahwa Partai Demokrat Bali masih tetap setia dan pasang badan kepada Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Pihaknya tetap teguh meski mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) asal Surabaya itu terancam dicopot dari jabatannya.

Dinamika politik itu terjadi setelah terdakwa korupsi wisma atlet, Muhammad Nazaruddin, sering menyebut nama Anas, meski yang bersangkutan sudah berkali-kali membantahnya.

“Kami tetap setia pada Anas. Anas prestasinya banyak untuk kemajuan Demokrat. Parameternya bisa mengacu pada Kongres II Demokrat di Bandung. Konsolidasi internal pun terjaga di bawah kendali Anas. Dia sudah matang dalam organisasi politik,” kata Mudarta di Denpasar, Kamis 26 Januari 2012.

Pun juga, Mudarta melanjutkan, hampir 100 persen program partai sudah sudah dijalankan oleh Anas Urbaningrum, mekanisme dan sistem partai secara internal berjalan dengan baik dan rapi dalam kepemimpinan Anas “Kami tetap mendukung Anas, kecuali hukum negara dapat membuktikan jika Anas terlibat dalam pusaran korupsi Nazaruddin. Tapi itu keputusan Dewan Pembina,” tegas dia.

Terkait posisi Anas yang sering disebut oleh Nazaruddin, Mudarta meminta kepada aparat penegak hukum untuk memproses hal itu. “Kami menyerahkan kepada aparat penegak hukum. Silakan proses nama-nama yang sering disebut Nazar, agar tek terus jadi polemik di masyarakat,” pinta dia.

Jika nantinya tak terbukti, sambung Mudarta, ia meminta agar nama yang bersangkutan dipulihkan. Sebaliknya, Mudarta mengaku silakan diproses hukum jika nama-nama yang sering disebut Nazaruddin terbukti terlibat dalam skandal korupsi yang mencengangkan publik itu.

“Partai kami tunduk pada hukum. (Keterlibatan Anas) ini kan semacam rumor saja. Kami ingin fakta hukum, pembuktian tertulisnya seperti apa. Dan saksi-saksi yang dihadirkan jangan hanya dari pihak Nazarudin saja. Kami berharap aparat penegak hukum independen, profesional dan obyektif,” imbuh Mudarta.

Soal Anas yang sering disebut Nazaruddin yang pada akhirnya berdampak negatif, Mudarta memiliki pandangan lain. Apa yang menerpa Anas saat ini, imbuh Mudarta, merupakan faktor eksternal. Tetapi di internal, katanya, kinerja Anas di Partai Demokrat dapat diukur dengan semakin tingginya kecintaan masyarakat terhadap partai asuhan Susilo Bambang Yudhoyono itu.

“Kalau diterpa isu, biasa itu. Yang perkembangannya konstan itu yang patut diwaspadai. Tapi setiap kegiatan Demokrat selalu diikuti oleh ratusan ribu massa. Itu menunjukkan keberhasilan program Anas. Dan itu kami buktikan dalam kegiatan Partai Demokrat Bali beberapa waktu lalu di lapangan Renon yang masih bisa diikuti oleh ribuan orang dari berbagai Kabupaten di Bali” terang Mudarta.

Saat ini Partai Demokrat dilanda gonjang-ganjing. Ketua DPR RI Wakil sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Marzuki Alie bahkan menyebut partainya sedang menghadapi tsunami besar. Oleh karena itu, setiap kader diharapkan dapat berupaya untuk menyelamatkan partai agar tidak pecah.

“Semua sepakat partai harus diselamatkan karena hasil pooling, PD semakin terpuruk yang tidak berkorelasi dengan popularitas dan dukungan terhadap SBY. Intinya PD harus selamat dari tsunami yang saat ini menyerang,” kata Marzuki dalam rilis yang diterima wartawan, Rabu 25 Januari 2012.

Rangkaian Pertemuan

Pertemuan demi pertemuan pun digelar Demokrat. Termasuk, Selasa malam lalu, Dewan Pembina Demokrat berkumpul di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua membenarkan, pertemuan di antaranya membahas soal Anas. Tetapi, kata Max, tidak ada pembahasan soal rencana pendongkelan Anas dari kursi Ketua Umum Demokrat. “Tidak ada pembicaraan bahwa pak Anas dilengserkan, tidak benar itu,” kata dia.

Nama Anas Urbaningrum terseret kasus suap Wisma Atlet. Dalam kesaksiannya, Anas sendiri telah berkali-kali membantah keterlibatannya dalam suap yang didakwakan kepada Nazaruddin. (bentarabali.com/ckl/abg)