Denpasar (Metrobali.com)-

Akademisi dari Universitas Ngurah Rai Denpasar Dr Luh Riniti Rahayu mengharapkan masyarakat Bali dapat memilih calon anggota legislatif perempuan pada Pemilu 2014 di tengah komitmen parpol yang bagus terhadap kaum hawa.

“Kita patut mengapresiasi parpol peserta Pemilu 2014 di Bali sudah berkomitmen terhadap perempuan. Jika dirata-ratakan dari keseluruhan jumlah kader yang dicalonkan, mereka telah mampu mencalonkan kader perempuan sejumlah 36,7 persen,” kata Ketua LSM Bali Sruti itu di Denpasar, Kamis (25/7).

Ia mengemukakan jumlah keterwakilan perempuan dalam daftar calon sementara (DCS) di Bali jika diperbandingkan untuk keseluruhan caleg yang diajukan tingkat DPR, DPRD provinsi dan kabupaten/kota yang diajukan ke KPU yakni Partai Nasdem (37 persen), PKB (41 persen), PKS (36 persen), PDIP (36 persen), Golkar (36 persen), Gerindra (36 persen), Demokrat (37 persen), PAN (39 persen), PPP (35 persen), Hanura (37 persen), PBB (32 persen), dan PKPI (37 persen).

Dengan demikian, dari total jumlah caleg yang diajukan 12 parpol di Bali peserta pemilu sebanyak 3.230 orang, sebanyak 1.186 orang (36,7 persen) diantaranya merupakan kader perempuan.

“Seluruh parpol peserta pemilu di Bali secara umum telah memenuhi ketentuan kuota minimal 30 persen perempuan. Hal ini memberi makna bahwa sesungguhnya tidak sulit bagi parpol untuk mencari kader perempuan. Tidak seperti pemilu sebelumnya, partai menganggap sulit mencari perempuan yang masuk ke partai,” ujarnya yang juga Dekan Fisip Universitas Ngurah Rai itu.

Namun, apabila dilihat dari penempatan nomor urut, maka caleg perempuan pada nomor urut 1 masih sangat sedikit. Kecenderungan partai politik menempatkan caleg perempuan pada nomor urut sepatu (di atas nomor 3) masih dominan.

Partai juga masih cenderung memaknai penempatan caleg perempuan pada nomor 3,6,9 dan seterusnya, padahal caleg perempuan bisa ditempatkan pada nomor urut 1,2,3 dan seterusnya.

“Oleh karena itu, kini tinggal masyarakat mau memilih atau tidak dengan demikian banyaknya pilihan kader perempuan itu. Cermatilah nanti calon perempuan diantara caleg-caleg di parpol masing-masing. Meningkatnya jumlah wakil perempuan akan membuat perubahan dalam kebijakan-kebijakan supaya lebih berkeadilan gender,” katanya.

Mantan anggota KPU Bali ini berharap setidaknya caleg perempuan yang terpilih pada Pemilu 2014 dapat mencapai 15 persen dari total kursi yang tersedia.

“Untuk mencapai itu, parpol pun memegang peranan yakni mereka harus memberikan dukungan secara penuh kepada caleg perempuan yang sudah masuk dan tidak hanya berdiam diri seperti pemilu-pemilu sebelumnya. Dukungan kepada caleg perempuan bisa berupa peningkatan kapasitas, bantuan alat peraga kampanye, bantuan penempatan saksi di TPS, dan sebagainya,” kata Riniti. AN-MB