Denpasar (Metrobali.com)-

Ajang pameran pembangunan Bali tahun ini rupanya tidak sekadar menyajikan beragam produk seni budaya kreatif semata, melainkan juga sekaligus mengajak para pengunjung khususnya kalangan pelajar untuk mengetahui dan memahami proses produksi dari produk seni budaya kreatif tersebut. Di antaranya belajar membatik, dan menenun.

Tepatnya, di lantai satu gedung Ksirarnawa, Art Centre Bali, Denpasar, Kamis (16/8) kemarin tampak seorang ibu sedang asyik memadukan warna batik di atas bidang kain yang telah berisikan sketsa gambar aneka motif bunga. Dengan tekunnya ibu tersebut memberikan contoh cara membatik kepada para pengunjung pameran, yang didominasi kalangan pelajar dari jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Di samping itu, juga terdapat seorang ibu yang dengan santainya menggoyang-goyang sebuah alat tenun bukan mesin untuk membuat kain tenun dari benang sutra. Sajian praktik menenun ini merupakan bagian dari stan pameran produk seni budaya kreatif Sutra Sari Segar, Sibang Kaja, Badung.

Kepada koran ini, Ni Wayan Wiratni, yang telah menekuni profesi menenun sejak tiga tahun lalu, mengakui awalnya belajar menenun dari proses pembuatan kain tenun polos, yang diberikan oleh tim dari balai pesutraan alam di Sulawesi Tenggara. “Saya dapat pelatihan selama seminggu untuk tekniknya, dan setelah itu langsung praktik sampai bisa,” ujarnya.

Menurutnya, selama ini produksi kain tenun sutra ini masih sebatas pesanan dan biasanya proses pemasaran pun langsung di tempat objek wisata sutra alam, Badung. Harga kain tenun permeter sangat tergantung dari jenis dan motifnya. Biasanya rata-rata berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu.IJA-MB