Stop Penjajahan Ekonomi Lewat Franchise, Demer Dorong Hilirisasi UMKM Lokal di Angkasa Pura I
Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer dalam rapat kerja bersama dengan Menteri BUMN beserta jajarannya pada Selasa 19 Maret 2024.
Jakarta (Metrobali.com)-
Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer dalam rapat kerja bersama dengan Menteri BUMN beserta jajarannya pada Selasa 19 Maret 2024 mengharapkan hilirisasi juga dapat diterapkan di Angkasa Pura I. Artinya bagaimana mendorong Hilirisasi UMKM lokal dan memprioritaskan UMKM lokal di bandara-bandara yang dikelola Angkasa Pura.
Demer menegaskan langkah tersebut bukan berarti anti free trade, namun justru memprioritaskan state interest atau kepentingan nasional. Kompetensi dari produk ataupun yang bisa ditawarkan untuk yang tidak memakai brand internasional harus mulai didorong. Tujuannya adalah untuk brand atau produk lokal Indonesia bersaing dan bahkan bisa “menjajah” negara lain.
“Ketika brand ini bagus, franchise-nya mulai banyak, kita ingin menjajah negara lain melalui penjajahan modern. Penjajahan apa? Penjajahan ekonomi. Penjajahan ekonomi apa? Franchise Pak Menteri,” ungkap wakil rakyat berlatar belakang pengusaha sukses dan mantan Ketua Umum Kadin Bali itu.
“Mungkin saat ini diberikan privilege barangkali sedikit. Kalaupun nggak diberikan privilege, kalau itu sama kualitasnya, kondisinya sama, mau bayarnya sama, ya udah berikan yang lokal begitu,” papar wakil rakyat yang dikenal getol memberdayakan dan membantu pelaku UMKM ini.
Demer meyakini keberpihakan kepada UMKM lokal Indonesia akan membangun perekonomian lebih kuat serta mempercepat Indonesia menjadi negara yang lebih berkelas dan maju. Di sini kuncinya adalah menurut Demer memprioritaskan state interest. Artinya bagaimana membangun orang-orang yang ada di daerah. Tidak hanya mengeruk sumber daya alamnya.
Wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali itu kemudian mencontohkan Bali yang sumber daya alamnya adalah manusianya dan budayanya, yang kemudian berkembang menjadi pariwisata. Disinilah kemudian perlu upaya-upaya nyata agar masyarakat Bali tidak menjadi penonton di daerahnya sendiri.
“Mudah-mudahan ini menjadi pertimbangan yang kebetulan di sini banyak direksi saya mohon untuk pertimbangan untuk membangun daerah tersebut, menggali di daerah tersebut, ya tentu harus dilibatkan sepanjang di daerah tersebut ada kemampuan masyarakatnya. Itu harapan saya ke Pak Menteri,” ujar Demer.
“Jadi tidak boleh ada orang yang tertinggal dalam kemajuan negeri yang kaya raya dengan sumber daya alam berlimpah, di lautan ada, matahari sepanjang tahun, dengan pasar sangat luas. Tentu ini akan menjadikan kita survive kedepannya lebih cepat dan BUMN merupakan kunci dari sebagian kemajuan di Indonesia,” pungkas politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleleng itu. (wid)