Denpasar (Metrobali.com)-

IKIP PGRI Bali ingin meningkatkan status dengan mengikuti akreditasi institusi perguruan tinggi pada 2014, setelah sukses mengantarkan semua program studi yang dibinanya dengan meraih nilai B.

“Akreditasi institusi perguruan tinggi memang merupakan program baru di Indonesia dan belum banyak yang mengikutinya, sehingga sesuai kondisi yang ada kami harapkan bisa,” kata Rektor IKIP PGRI Bali Dr I Made Suarta, SH M Hum di Denpasar Rabu (8/1).

Ia mengatakan, mengikuti akreditasi institusi perguruan tinggi bagi IKIP PGRI Bali yang melaksanakan pendidikan tenaga kependidikan di daerah ini merupakan salah satu program kerja tahun 2014, disamping kegiatan lainnya yang dirasakan penting.

Hal itu penting dilakukan sehubungan semua Prodi di lingkungan IKIP PGRI telah mengantongi akreditasi dari Badan Akreditasi Negara dengan nilai B, sehingga nantinya mampu menghasilkan tenaga-tenaga pendidikan yang berkualitas dan bermartabat.

Made Suarta menambahkan, untuk melaksanakan program akreditasi institusi perguruan tinggi negeri/swasta memang belum banyak bahkan Universitas Udayana saja juga tahun ini akan maju, sebab gagasan dari pemerintah itu merupaan hal baru.

Sesuai informasi yang diperoleh Badan Akreditasi Negara Perguruan Tinggi (BAN-PT) mulai mengembangkan sistem ini sejak tahun 2000 dan hingga sekarang baru ada 14 PT mengikuti dan mendapat peniilaian dari program tersebut.

Made Suarta yang juga tokoh seni itu mengatakan, untuk menyukseskan program periode 2014 tersebut perlu adanya kerja sama semua pihak dan usaha yang tidak mengenal lelah yang dibarengi dengan rasa yang tidak takut gagal.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan moto  : Gagal jangan menjadi putusasa, apalagi menyerah, Ketika kita tidak menyerah maka kita pasti tidak akan gagal, teruskan semangat membesarkan lembaga pendidikan ini, ujar Made Suarta penuh semangat.

Dibidang olahraga IKIP PGRI Bali yang memiliki Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) mempersiapkan atlet tangguh yang akan maju untuk bisa meraih prestasi ke arena PORSNASMA PGRI di Semarang tahun 2014.

Sementara mahasiswa yang tergabung dalam Prodi seni mempersiapkan diri menuju Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) di Samarinda, Kalimantan Timur, disamping program lainnya demi meningkatkan kualitas pendidikan.

Menyinggung masalah sukses yang diraih IKIP PGRI Bali tahun 2013, Suarta menyebutkan antara lain dibidang akademik semua prodi di lingkungannya terakreditasi dengan nilai B yang berarti sarjana lulusan IKIP PGRI Bali bisa bersaing mencari pekerjaan dimana saja sebagai calon pegawai negeri.

Demikian pula bidang pengabdian masyarakat pengelola perguruan tinggi swasta ini berhasil melakukan dua bedah rumah bagi rakyat miskin dan melaksanakan tiga bedah sekolah dasar di Kabupaten Karangasem.

Rektor Made Suarta mengatakan, sukses tahun 2013 terhadap keberhasilan tujuh dosennya mendapatkan hibah bersaing menempatkan IKIP PGRRI Bali pada urutan empat besar sekopertis wilayah VIII se Nusa Tenggara.

Dalam sejarah baru pertama kali para dosen mengikuti hal itu dan berhasil dengan gemilanng, kata Made Suarta.

Ia menjelaskan masih banyak lagi prestasi yang bisa diraih baik para dosen maupun mahasiswa dalam meningkatkan proses belajar mengajar.

Terhadap perhatian pemerintah, Made Suarta menjelaskan, IKIP PGRI Bali pada tahun 2013 sempat menerima hibah dari Dikti sebesar Rp 2 miliar yang dimanfaatkan untuk pembiayaan proses belajar mengajar seperti laboratorium bahasa dan komputer.

Sementara dalam rangka pendidikan karakter, disiplin dan kehadiran dosen masih perlu ditingkatkan, termasuk saat mahasiswa membuat sekripsi, dosen tidak boleh terlalu sering menyatakan sibuk jika dihubungi mahasiwanya.

Mahasiswa berhak mendapatkan pelayanan dengan baik, sehingga mereka bisa menyelesaikan studi sesuai batas waktu yang diinginkannnya. Jika ada dosen melayani mahasiswa tidak sesuai aturan sebaiknya mengundurkan diri saja, tegas Rektor Made Suarta. AN-MB