Nusa Dua, Bali (Metrobali.com)-

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak pemimpin dunia untuk terus mempromosikan demokrasi di berbagai kawasan. Sebabnya, kata Yudhoyono, demokrasi merupakan sarana mewujudkan perdamaian dan stabilitas internasional.

Ia mengandaikan di berbagai belahan kawasan lain, di mana kemajuan demokrasi belum bisa berkembang secara damai. “Di beberapa tempat, kegagalan untuk mengatasi tuntutan demokrasi sering melahirkan eskalasi konflik ke wilayah dunia lainnya dan semakin melebar. Bahkan,  telah mengancam keamanan global dan ketegangan geopolitik,” kata Yudhoyono saat memberi sambutan pembuka pada pertemuan Bali Democracy Forum (BDF) ke-6 di Nusa Dua, Bali, Kamis 7 November 2013.

Tantangan ini, sambung Presiden, telah mengingatkan semua pihak atas apa yang telah dipertaruhkan. Untuk itu, ia mengajak semua pemimpin dunia untuk terus mempromosikan demokrasi dan mendorong upaya pemerintah menjadi bagian penting dari arsitektur demokrasi di kawasan.

BDF sendiri, ujar Yudhoyono, merupakan ruang berbagi dan bertukar pengalaman terbaik platform demokrasi bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

Bagi Yudhoyono, dari sekian diskusi yang telah dilakukan hal terpenting yang mesti diurai adalah keterkaitan antara demokrasi dan pembangunan serta demokrasi dan perdamaian serta stabilitas dunia.

Yudhoyono mengakui jika kawasan Asia Pasifik kurang memberi dorongan keterkaitan tersebut. Menurut dia, hal itu penting dilakukan untuk memperkokoh upaya demokratisasi dan menciptakan perdamaian serta stabilitas dunia.

“Lebih dari satu dekade lalu ASEAN memulai perjalanannya menuju masyarakat yang terhubung satu sama lainnya,” sebut dia. Menurut dia, koneksi masyarakat itu tak hanya di bidang ekonomi dan sosial budaya saja, akan tetapi juga meliputi komunitas politik dan keamanan.

“Bagaimana menciptakan sebuah komunitas yang mencakup promosi demokrasi, hak asasi manusia dan pemerintahan yang baik sebagai salah satu tujuan bersama tersebut,” tegasnya.


Yudhoyono meyakini dengan melakukan upaya terus menerus maka hal itu dapat dicapai. Ia meyakini ada kemajuan dari semua proses demokratisasi yang telah dilakukan. Di Indonesia sendiri, Yudhoyono mengaku bahwa proses demokrasi berjalan tanpa gejolak kekerasan, tidak mengganggu keamanan dan tak berdampak pada ekonomi.

“Arsitektur domestik di wilayah kami telah berkembang, bahkan bertransformasi  dengan cara yang paling mendasar dan damai,” demikian ucapnya. JAK-MB