Jakarta (Metrobali.com)-

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional masih bisa mengalami peningkatan melalui kontribusi meningkatnya ekonomi dunia.

“Pertumbuhan ekonomi masih bisa meningkat. Yang kita amati, pertumbuhan ekonomi dunia 2013 terjadi penurunan dari 3,2 persen menjadi 3,1 persen, namun saat Rapat Dewan Gubernur pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan bisa 3,7 persen, dan peningkatan itu akan berkontribusi kepada perekonomian nasional kita,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo di DPR, Jakarta, Jumat (16/8).

Pernyataan Agus tersebut disampaikan setelah dirinya mengikuti pidato Presiden RI Pada Penyampaian Keterangan Pemerintah Atas RAPBN 2014 Beserta Nota Keuangan di Depan Rapat Paripurna DPR RI.

Agus mengatakan komoditas ekspor nasional secara keseluruhan belum menunjukkan adanya koreksi perbaikan secara signifikan. Di sisi lain delapan komoditas andalan Indonesia akan mengalami penurunan sepanjang 2013.

“Kondisi ekspor kita perlu dibahas oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan Bank Indonesia,” ujar dia.

Kondisi tersebut menurut dia, berpengaruh kepada kondisi neraca perdagangan Indonesia (NPI) yang memerlukan perbaikan secara struktural baik di sisi transaksi modal maupun finansialnya.

“Ini perlu diperhatikan dan diperbaiki. Kalau transaksi berjalan defisit di kuartal kedua, itu akan mempengaruhi perekonomian,” ujar dia.

Sementara itu dalam pidato Penyampaian Keterangan Pemerintah Atas RAPBN 2014 Beserta Nota Keuangan di Depan Rapat Paripurna DPR RI, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan Indonesia mencatat bahwa dalam periode 2009-2013 (sampai dengan Juni 2013) Indonesia berhasil memacu pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,9 persen per tahun, atau lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi lima tahun sebelumnya.

“Inilah pertumbuhan ekonomi tertinggi, setelah kita mengalami krisis ekonomi lima belas tahun lalu,” kata Presiden melalui pidatonya di DPR RI, Jumat.

Presiden juga mengulas bahwa melalui RAPBN 2014 pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 diharapkan mencapai 6,4 persen, asumsi inflasi dijaga pada kisaran 4,5 persen, serta asumsi rata-rata nilai tukar rupiah Rp9.750 per dolar AS. AN-MB